Banda Aceh (ANTARA News) - Gema suara azan yang dikumandangkan seorang warga Tgk Muhammad Daud, menghentikan angin puting beliung yang menerpa pemukiman penduduk di Desa Gurah, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar, Jumat (21/3) malam."Angin puting beliung yang bertiup kencang tiba-tiba berhenti meski sempat menghancurkan atap dua bangunan takkala suara azan dikumandangkan Tgk Muhammad Daud," kata seorang warga Desa Gurah, Marwan, Sabtu.Marwan menjelaskan, atap bangunan mushalla dan rumah warga bantuan Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD-Nias itu tercampak sekitar 200 meter dari bangunan induknya setelah diterjang angin puting beliung. Marwan menjelaskan suara gemuruh dari tiupan angin puting beliung sebelum menghancurkan atap bangunan itu terdengar cukup deras, mangakibatkan sejumlah warga ketakutan dan ada yang berlarian ke arah perbukitan. "Itu merupakan kejadian pertama yang kami rasakan setelah tsunami akhir 2004. Sebagian warga berlarian ke arah perbukitan ketika mendengar suara gemuruh bersamaan gumpalan awan hitam mirip ketika tsunami menghancurkan wilayah ini," ujarnya. Muslimin, warga lainnya juga menyatakan angin puting beliung yang menghancurkan atau merusak dua bangunan itu cukup menakutkan warga, sebab tidak pernah terjadi sebelumnya. "Angin puting beliung itu datang tiba-tiba meski cuaca ketika itu belum hujan. Ketika angin itu datang, saya berusaha membuka pintu rumah namun terhempas dahsyatnya angin tersebut karena mirip seperti kejadian tsunami," tambahnya. Saat bersamaan seorang warga mengumandangkan azan dengan suara keras sehingga menghentikan bencana tersebut. Tgk M Daud mengumandangkan azan yang bersamaan pula berhentinya tiupan angin puting beliung itu, tambah dia. "Saya menyaksikan langsung ketika angin puting beliung dalam bentuk gumpalan awan hitam mengangkat seng-seng dari dua bangunan dengan ketinggiannya mencapai sekitar 20 meter dari bangunan induk dan terjatuh ke persawahan," ujar Muslimin. Ia menjelaskan bersamaan dengan gumpalan awan hitam dan angin kencang, juga terihat gumpalan api ditengah sawah namun tiba-tiba menghilang bersamaan redanya tiupan angin tersebut.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008