Jika bicara perdagangan secara universal, apa sih komoditas yang memiliki nilai tambah dari Indonesia, namun tidak dimiliki atau sedikit di negara lain

Shanghai, China (ANTARA) - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyampaikan tentang produk-produk unggulan Indonesia yang berpeluang untuk memenuhi kebutuhan ekspor, sebagai upaya memperkecil neraca perdagangan.

“Jika bicara perdagangan secara universal, apa sih komoditas yang memiliki nilai tambah dari Indonesia, namun tidak dimiliki atau sedikit di negara lain,” kata Mendag dalam wawancara terbatas di Shanghai, China, Selasa.

Menurut Enggar, salah satu komoditas yang dapat diunggulkan dalam hal ini adalah sarang burung walet, di mana Indonesia menjadi negara terbesar di dunia yang menghasilkan produk tersebut.

Enggar mengkalkulasi, dengan manfaat yang begitu banyak, harga satu kilogram sarang burung walet mencapai Rp25 juta. Angka ini dinilai sangat besar dan potensial untuk mendongkrak kinerja ekspor Indonesia.

Kendati demikian, Enggar berharap agar terdapat investasi yang masuk ke Indonesia untuk mengolah sarang burung walet menjadi berbagai produk yang bernilai tambah.

Sementara itu, komoditi lainnya yang juga diunggulkan yakni crude palm oil (CPO), karet dan beberapa produk pertambangan.

Selain itu, Indonesia juga memiliki produk pertambangan yang bisa diandalkan, di antaranya nikel, ore, tembaga, emas dan batu bara.

Hal lain yang tidak kalah unggul yakni buah-buahan tropis, mulai dari mangga, rambutan, nanas, buah naga, yang saat ini telah diekspor ke beberapa negara.

Bahkan, beberapa buah-buahan yang dihasilkan di tanah air kini menjadi rujukan negara lain untuk dikembangkan menggunakan teknologi pertanian yang mumpuni.

Untuk itu, Enggar berharap, terdapat investasi untuk membuat komoditi asal Indonesia bernilai tambah, terlebih untuk memenuhi kebutuhan ekspor.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019