Jakarta (ANTARA) - Pemeritah Kota Administrasi Jakarta Barat tengah mengkaji rencana untuk menata lingkungan di daerah permukiman padat penduduk dengan memberikan ruang ventilasi dan mengembalikan fungsi saluran pembuangan air.
"Kita mengadopsi aspirasi masyrakat untuk menata lingkungan di lokasi sasaran, terutama di Jakarta Barat ada 92 wilayah kumuh yang harus kami tangani," ungkap Kepala Suku Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Suharyanti ketika ditemui di Jakarta, Selasa.
Menurut data pemerintah dari Badan Pusat Statisik (BPS), ada sekitar 92 Rukun Warga (RW) yang masuk dalam kategori kumuh dari 586 RW yang berada di 56 kelurahan di Jakarta Barat.
Beberapa di antaranya kini masuk dalam wilayah yang dikaji untuk ditata karena masuk dalam kategori kumuh akibat padatnya bangunan, kepadatan pendudukan serta kurangnya fasilitas sanitasi, cara membuang sampah, jalan lingkungan hingga pencahayaan rumah.
"Kalau tahun ini kajian selesai, tahun depan kita tindak lanjuti mulai penataan fisik berupa perbaikan sarana prasarana. Dimulai dengan yang jadi aset kita, seperti jalan saluran," ungkapnya.
Jakarta Barat adalah daerah dengan jumlah penduduk kedua terbesar di DKI Jakarta yaitu memiliki penduduk sekitar 2.528.065 jiwa, tepat berada di bawah Jakarta Timur.
Namun, dalam hal kepadatan penduduk, Jakarta Barat menempati posisi pertama dengan statistik 19.757 jiwa per kilometer persegi, menurut data BPS.
Beberapa daerah tersebut merupakan permukiman padat penduduk seperti Jembatan Besi dan Duri di Kecamatan Tambora dan Jatipulo di Kecamatan Palmerah.
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019