Jakarta (ANTARA News) - PT Garuda Indonesia berencana mengoperasikan kembali CitiLink sekitar Juni atau Juli tahun ini, menyusul penghentian untuk sementara unit usahanya itu sejak 15 Januari 2008 lalu karena merugi. "CitiLink sebagai unit bisnis Garuda akan benar-benar serius bermain di penerbangan murah (low cost carrier/LCC) tanpa mengabaikan unsur safety (keamanan dan keselamatan penerbangan)," kata Direktur Strategi dan Teknologi Informasi PT Garuda Indonesia Elisa Lumbantoruan saat dihubungi di Jakarta, Jumat pagi. Elisa Lumbantoruan menekankan, pemberhentian operasi sementara waktu itu adalah untuk merumuskan strategi bisnis yang paling tepat bagi CitiLink. CitiLink, jelasnya, dirintis sejak 2001 dan sempat menghasilkan keuntungan bagi Garuda, tetapi kemudian secara operasional merugi dalam tiga tahun terakhir. Untuk itu, tegasnya, BUMN penerbangan ini bertekad mengembangkan CitiLink menjadi unit usaha itu berbiaya murah yang memimpin pasar penerbangan domestik. Dia melanjutkan, nantinya CitiLink benar-benar akan menerapkan prinsip-prinsip LCC yang pada intinya efisiensi dan memangkas komponen biaya yang tidak perlu. Biaya hanya untuk layanan pokok perjalanan udara. "Pelayanan mahal yang tak diperlukan konsumen akan dipangkas," katanya. Meski demikian, Elisa menjamin bahwa aspek ketepatan waktu (on time performance) dan `safety` tidak akan dikorbankan untuk mengejar efisiensi. CitiLink berencana menggunakan pesawat jenis Boeing 737 seri 300 dan tahun ini sedikitnya akan didatangkan lima unit dan secara bertahap ditingkatkan menjadi 25 unit. "Dalam kurun waktu tiga hingga lima tahun, tergantung dinamika pasar," kata Elisa tanpa merinci berapa investasi yang dipersiapkan untuk kepentingan itu. Elisa menambahkan, pertimbangan Garuda untuk masuk di pasar penerbangan murah adalah pertumbuhan yang tinggi di kelas itu. Pertumbuhan penumpang transportasi udara dalam beberapa tahun terakhir disumbang terutama oleh penumpang kelas menengah. Dihubungi terpisah, Direktur Angkutan Udara, Ditjen Perhubungan Udara, Tri Sunoko menyatakan, sejak CitiLink dihentikan sementara sejak 15 Januari, seluruh ijin rutenya otomatis dicabut. "Regulasi menyebutkan, bila 21 hari sebuah rute penerbangan tidak dilayani berturut-turut, maka otomatis izinnya dicabut," katanya. Untuk itu, jika memang CitiLink mau melayani penerbangan lagi, maka unit usaha Garuda itu harus mengajukan izin rute baru dan harus disesuaikan dengan realitas pasar yang ada. Artinya, jika nantinya rute itu, sudah jenuh, maka pemerintah bisa mempertimbangkan untuk tidak memberinya lagi, khususnya di rute-rute gemuk seperti ke Surabaya, Bali dan Medan. Manajemen Garuda sendiri selama ini, belum merealisasikan untuk melakukan pemisahan (spin off) CitiLink sebagai anak perusahaan. Direksi Garuda yang dipimpin Emirsyah Satar, beberapa kali mengeluarkan pernyataan akan men-spin off CitiLink Garuda yakni awal 2007, tetapi sampai tahun berganti, rencana itu baru sebatas wacana. Data ANTARA News menyebutkan, Garuda baru melakukan penghilangan nama Garuda pada sebutan merek "CitiLink Garuda".(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008