Semarang (ANTARA) - Ketua Kontingen Indonesia untuk ASEAN Schools Games 2019 Yayan Rubaeni memaparkan sejumlah peluang perolehan medali yang bisa diraih hingga hari ketujuh penyelenggaraan ASG di Semarang, Jawa Tengah.
Dari 15 putaran final yang akan dilakoni Indonesia, terdapat sejumlah nomor-nomor andalan yang diharapkan bisa memperkokoh posisi Indonesia di puncak klasemen umum.
"Tenis sudah pasti dapat emas karena final ganda putrinya 'all Indonesian', ganda putranya juga andalan. Untuk bulu tangkis juga minimal dua emas," ujar Yayan saat ditemui di GOR Tri Lomba Juang Semarang, Selasa.
Selain itu, Kontingen Indonesia juga menaruh harapan besar pada cabang olahraga sepak takraw agar bisa mencetak medali emas untuk pertama kalinya di gelaran ASG.
"Harapannya untuk sepak takraw bisa 'pecah telor' karena selama penyelenggaraan ASG belum pernah dapat medali emas. Kita selalu dibayangi di bawah Thailand," tuturnya menerangkan.
Untuk tenis meja, meski sudah melampaui target medali emas namun masih memiliki peluang menambahkan medali untuk Indonesia dalam dua putaran final melawan Malaysia dan Singapura.
Meski kedua negara tersebut merupakan lawan tangguh di cabang tenis meja, namun Yayan optimistis atlet remaja nasional bisa menaikkan semangat juangnya melalui laga kandang yang ditonton banyak penonton lokal.
Terakhir bola voli, meski peluang Indonesia melawan Thailand hanya 40:60 di final putra namun Yayan kembali berharap kehadiran penonton bisa ikut mendongkrak semangat anak-anak saat bertanding.
"Saya realistis saja, tapi saya optimistis dengan dukungan penonton yang luar biasa bisa memompa semangat anak-anak sehingga bisa mengimbangi Thailand. Sementara yang putri akan berebut perunggu," kata Yayan.
Untuk sementara Indonesia masih menduduki peringkat pertama dengan total 81 medali, terdiri dari 35 medali emas, 26 perak, dan 20 perunggu.
Baca juga: Tim estafet putra-putri rebut medali emas ASG 2019
Baca juga: Natasha penyumbang emas kedelapan atletik ASG
Baca juga: Adelia sumbang lagi emas dari kolam renang ASG 2019
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2019