Tokyo (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) mata uang Inggris, poundsterling, bertahan datar di perdagangan Asia pada Selasa pagi, karena investor khawatir Boris Johnson sebagai kandidat kuat perdana menteri Inggris, akan memicu sikap "keras" dari Uni Eropa, sehingga dinilai sebagai risiko utama bagi ekonomi Inggris.
Spekulasi atas kemungkinan Brexit tanpa kesepakatan dan pertanyaan tentang seberapa jauh bank sentral melonggarkan kebijakan moneter cenderung menjadi faktor penentu bagi pasar mata uang dalam beberapa minggu mendatang, kata para pedagang dan analis.
"Johnson diperkirakan menjadi perdana menteri baru, jadi ada peluang nyata bagi Brexit yang sulit," kata Takuya Kanda, manajer umum penelitian di Gaitame.Com Research Institute.
“Dalam jangka pendek, penurunan lebih lanjut dalam pound bisa dibatasi karena posisi sudah sangat pendek. Dalam jangka menengah, sentimen untuk sterling akan tetap lemah."
Pound diperdagangkan pada 1,2477 dolar AS, berada dalam jarak terdekat dari posisi terendah dalam 27 bulan terakhir, yaitu 1,2382 dolar AS yang dicapai pada pekan lalu.
Sterling telah jatuh 3,5 persen terhadap dolar AS dalam tiga bulan terakhir karena ketidakpastian tentang bagaimana Inggris akan menghindari keluar tanpa kesepakatan dari Uni Eropa.
Partai Konservatif Inggris akan mengumumkan hasil pemilihan kepemimpinan pada Selasa waktu setempat, dengan Johnson diperkirakan akan menang, untuk menjadi perdana menteri pada Rabu (24/7/2019).
Ada spekulasi yang berkembang bahwa Johnson akan menarik Inggris keluar dari UE pada 31 Oktober tanpa kesepakatan perdagangan.
Hedge fund (lindung nilai) telah meningkatkan posisi jual pada pound ke level tertinggi 10 bulan dalam seminggu hingga 16 Juli, ungkap data Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas.
Euro tetap stabil di 1,1208 dolar AS karena para pedagang menunggu pertemuan kebijakan ECB dan komentar Draghi pada konferensi pers pada Kamis (25/7/2019).
Pedagang melihat probabilitas 43 persen bahwa pembuat kebijakan Eropa akan menurunkan suku bunga deposito utama sebesar 10 basis poin menjadi minus 0,50 persen untuk memerangi risiko dari ketegangan perdagangan global.
Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan ECB akan mengubah panduan ke depan untuk membuka jalan bagi penurunan suku bunga pada September.
Sementara itu mata uang dolar AS diperdagangkan sedikit berubah pada 107,91 yen. Indeks dolar AS sedikit lebih tinggi di 97,314.
Bank sentral AS secara luas diperkirakan akan menurunkan kisaran target suku bunganya dari 2,25-2,50 persen sebesar 25 basis poin pada pertemuan yang berakhir 31 Juli, tetapi harapan untuk pemotongan yang lebih besar 50 basis poin telah berkurang karena sinyal beragam dari pembuat kebijakan Fed .
Untuk mata uang Eropa, euro diperdagangkan mendekati posisi terendah karena meningkatnya ekspektasi Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi yang mengisyaratkan penurunan suku bunga pada pertemuan kebijakan akhir pekan ini untuk menjaga ekspektasi inflasi pada jalurnya.
Di Asia, mata uang regional sebagian besar terbantu oleh pergerakan dalam unit global utama meskipun investor mengamati perkembangan negosiasi perdagangan China-AS.
Dolar terkurung terhadap mata uang utama lainnya karena ekspektasi untuk penurunan suku bunga Federal Reserve AS minggu depan mengirim imbal hasil surat utang negara lebih rendah.
Baca juga: Brexit menekan Pound ke posisi terendah dua bulan
Baca juga: Dolar AS jatuh di tengah poundsterling yang lebih kuat
Baca juga: PM baru Inggris harus bantu usaha kecil persiapkan diri terkait Brexit
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019