Tangerang (ANTARA News) - Sebanyak dua dari tujuh pesawat AdamAir yang ditahan PT Angkasa Pura (AP) II Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) sudah ditarik ke Singapura sesuai permintaan pemiliknya (lessor). "Dua pesawat yang diminta pemilik sudah terbang ke Singapura sesuai permintaannya," kata Kepala Cabang Utama PT AP II Bandara Soetta, Haryanto, di Tangerang, Banten, Kamis. Haryanto mengatakan, dua pesawat AdamAir yang sudah terbang ke Singapura tersebut jenis Boeing 737-300 dengan nomor registrasi PK-KKF dan PK-KMS pada hari Rabu (19/3) malam sekitar pukul 21.20 WIB. Sebelumnya, PT AP II Bandara Soetta menahan sebanyak tujuh pesawat perusahaan AdamAir yang ditempatkan di lapangan parkir pesawat (apron) bandara taraf internasional tersebut sejak Sabtu (15/3) lalu. Sesuai data pengelola bandara, pesawat AdamAir yang terdaftar resmi tersebut mencapai 22 unit yang terdiri atas dua unit dalam proses perbaikan, satu unit (proses modifikasi), satu unit terjadi kecelakaan, 11 unit masih beroperasi dan tujuh unit ditahan di apron. Haryanto menuturkan tujuh pesawat milik AdamAir yang ditahan secara tidak langsung atas permintaan perusahaannya karena pemiliknya menginginkan pesawat tersebut di parkir di Bandara Seletar, Singapura demi kepentingan keamanan. Haryanto menegaskan izin keberangkatan dua pesawat dari perusahaan yang dihentikan operasinya tersebut, karena ada jaminan dari pihak manajemen perusahaan dan ada itikad untuk menyelesaikan tagihan utangnya. Haryanto menyebutkan, AdamAir memiliki utang ke PT AP II Bandara Soetta sebesar Rp3,5 miliar sedangkan utang kepada PT AP II lainnya mencapai Rp5,6 miliar. Namun demikian, PT AP II Soetta menahan aset milik AdamAir di sejumlah konter check in penumpang karena ada tagihan yang belum dibayar. Tagihan tersebut berasal dari utang katering, asuransi, sewa kendaraan, sewa landasan pacu dan tempat parkir serta biaya sewa beberapa konter. Rencana pekan depan, Direksi PT AP II dan pihak pimpinan AdamAir untuk menyelesaikan tagihan utang yang belum dibayar tersebut. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008