Surabaya (ANTARA News) - Antrean ribuan kendaraan roda empat atau lebih di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur yang akan menyeberang ke Pulau Bali, hingga Kamis siang, masih mencapai panjang sekitar dua kilometer. Petugas Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) Pelabuhan Ketapang, Mohammad Ersad yang dihubungi ANTARA News mengemukakan, antrean panjang mulai terasa sejak pukul 01.00 WIB dini hari. Kendaraan yang antre menunggu untuk diseberangkan ke Pelabuhan Gilimanuk, Bali, didominasi kendaraan pribadi dan bus pariwisata. Truk pengangkut sembilan bahan pokok, sepeda motor, dan lainnya juga tampak memadati pelabuhan tersebut. Pihak ASDP Ketapang memperkirakan, jumlah antrean kendaraan akan kembali normal pada Kamis malam. "Kepadatannya hampir sama saat liburan Natal dan Tahun Baru lalu, yakni sampai Pelabuhan Tanjung Wangi yang berjarak sekitar dua kilometer dari Pelabuhan Ketapang. Tapi sejauh ini kondisinya cukup lancar dan terkendali," katanya. Ersan mengatakan, setiap berlangsung liburan panjang, Pelabuhan Ketapang selalu dipadati kendaraan para pelancong yang akan menghabiskan waktu libur di Pulau Dewata. "Kami hanya minta mereka untuk bersabar, meski harus menunggu berjam-jam untuk bisa menyeberang," katanya menambahkan. Liburan panjang empat hari terkait perayaan keagamaan (Maulid Nabi Muhammad SAW dan Wafat Isa Almasih) yang berlangsung sejak Kamis hingga Minggu (23/3), benar-benar dimanfaatkan warga di Pulau Jawa untuk berwisata ke Pulau Dewata. Pihak ASDP memperkirakan, mulai Sabtu (22/3) malam hingga Minggu (23/3), akan kembali terjadi kepadatan arus balik pelancong di Pelabuhan Gilimanuk. Untuk melayani melonjaknya jumlah kendaraan yang akan menyeberang, ASDP Ketapang mengoperasikan sebanyak 20 kapal terdiri 12 kapal ro-ro (roll-on roll off) dan delapan kapal LCT (Landing Craft Truck) di tiga dermaga yang ada. "Seluruh armada kapal yang ada dioperasikan untuk melayani penumpang. Pada hari biasa, hanya sebagian armada kapal yang beroperasi," demikian Ersad. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008