Bandarlampung (ANTARA) - Kementerian Pemuda dan Olahraga melalui Asisten Deputi Peningkatan Iptek dan Imtaq Pemuda, Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda menginisiasi 1.000 pemuda anti tawuran.
"Kami berharap pemuda tidak hanya fokus kepada permasalahan yang menyebabkan terjadinya tawuran, tetapi pemuda juga harus fokus menciptakan kedamaian dan ketertiban hidup bermasyarakat," kata Asisten Deputi Peningkatan Iptek dan Imtaq Pemuda Kemenpora, Hamka Hendra Noer, dalam keterangan tertulis yang diterima di Bandarlampung, Senin.
Ia menyebutkan, kekerasan dan konflik sosial adalah salah satu permasalahan yang kerap muncul di daerah perkotaan maupun pedesaan, keadaan ini menjadi pemicu terjadinya aksi tawuran yang dilakukan oleh masyarakat terutama para pemuda dan pelajar.
Karena itu, lanjutnya, kegiatan Pemuda Anti Tawuran (Pantaw) yang diikuti 1.000 pemuda bertujuan untuk memberikan penyadaran kepada para pemuda akan buruknya efek tawuran.
Baca juga: KPAI tegaskan akar masalah tawuran harus diurai
"Tawuran merupakan suatu aktivitas sia-sia yang tidak memiliki efek positif terhadap pembangun dan pengembangan kognisi pemuda, malah akan memberikan efek negatif yang berkepanjangan," kata dia.
Menurut dia, pemuda harus menjadi kader perdamaian yang selalu menyebarkan virus-virus kebaikan, kententraman, dan kenyamanan bagi lingkungan sekitar.
Ia menjelaskan, pemerintah ingin hadir menjadi bagian yang akan berjalan bersama para pemuda menyambut Indonesia yang lebih baik.
Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora, Faisal Abdullah, menganggap bahwa tawuran pemuda dan pelajar sudah mencapai pada tahap mengkhawatirkan.
Ia mengutip data Komisi Perlindungan Anak Indonesia bahwa tawuran di Indonesia meningkat 1,1 persen sepanjang tahun 2018, dimana tahun 2017 angka kasus tawuran hanya 12,9 persen dan pada tahun 2018 menjadi 14 persen.
Data tersebut memperlihatkan kecendrungan meningkatnya kejadian tawuran di Indonesia.
Melalui kegiatuan tersebut, lanjutnya, Kemenpora ingin mencetak 1.000 kader anti tawuran di Indonesia, yang akan menjadi role model penyebar nilai-nilai perdamaian dan persaudaraan antar pemuda, baik nilai-nilai perdamaian ini disebar secara langsung personal, maupun melalui media-media sosial yang dimiliki pemuda.
Pada kegitan itu Kemenpora menggandeng organisasi/lembaga kemasyarakatan untuk melaksanakan sosialisasi pemuda anti tawuran, yang akan dilaksanakan di enam lokasi berbeda seluruh Indonesia yaitu Kabupaten Kepulauan Anambas Provinsi Kepulauan Riau, Kota Bumi Kabupaten Lampung Utara Provinsi Lampung, Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.
Kemudian, Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara, Pulau Madura, Provinsi Jawa Timur, dan Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat.
Baca juga: Wali Kota Jaksel perintahkan sekolah petakan masalah tawuran
Baca juga: Pelajar SMA deklarasi anti-tawuran
Pewarta: Agus Wira Sukarta
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019