Dhaka (ANTARA News) - Pemerintah Bangladesh memutuskan akan memasang "jammer" (pengganggu sinyal telepon selular/ponsel) di semua penjara untuk mencegah "tokoh-tokoh teroris" dan tahanan politik menggunakan ponsel dari dalam sel, kata seorang pejabat yang dikutip AFP. Keputusan itu diterbitkan setelah empat menteri dan dua istri mantan menteri tertangkap tangan menggunakan telefon genggam di penjara pada bulan lalu, kata pejabat penjara, Mayor Shamsul Haider Siddiqui. "Kami memasang jammer setelah beberapa tokoh teroris, menteri-menteri dan istri mereka, tertangkap menggunakan telefon genggam secara tidak sah di sel mereka di tengah-tengah penjara," kata Siddiqui. Pihak berwenang telah membuka pelelangan bagi pemasangan alat-alat tersebut. Jammer akan diujicoba di 11 penjara sebelum dipasang di 68 penjara yang ada di Bangladesh. "Kami menduga perempuan kerabat para narapidana itu memasukkan telefon genggam ke dalam penjara. Sebelumnya, mereka tidak diperiksa sebagaimana mestinya, namun kini, para petugas perempuan akan melakukan pemeriksaan secara seksama," kata Siddiqui. Enam tahanan yang tertangkap tangan, untuk sementara kehilangan izin menerima kunjungan, dan mereka telah dipindah ke suatu penjara di luar Dhaka, ibukota Bangladesh, kata Siddiqui. Detektor logam juga sudah dipasang untuk mencegah keluarga narapidana menyelundupkan telefon. Lebih dari 150 politikus ditangkap oleh pemerintah Bangladesh yang didukung militer, sebagai bagian dari penumpasan korupsi di seluruh pelosok negeri. Pemerintah darurat berkuasa di Bangladesh sejak Pemilu dibatalkan pada Januari 2007 menyusul tuduhan oposisi tentang kecurangan dalam pemungutan suara. Pemerintahan tersebut telah menjanjikan Pemilu akan diselenggarakan pada akhir tahun setelah mendorong reformasi politik, pemungutan suara, ekonomi, serta membersihkan negara tersebut dari korupsi. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008