"Kalau terlihat dari provinsinya kita hanya punya data 2018 dan 2019. Jumlah provinsi terdampak untuk 2018 ada 17 provinsi, pada 2019 ada 7 provinsi," kata Plh. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo di Jakarta, Senin.
Tujuh provinsi yang dilaporkan telah mengalami kekeringan yaitu Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Bali.
Dari tujuh provinsi yang melaporkan kekeringan tersebut, jumlahnya diperkirakan akan bertambah lagi.
Baca juga: Jawa Tengah antisipasi dampak kekeringan di daerah-daerah rawan
Dia mencatatkan dari tujuh provinsi itu, ada 111 kabupaten/kota yang terdampak pada 2018 dan 75 pada Juli 2019.
Selanjutnya, dia juga mencatat ada 888 kecamatan yang terkena dampak kekeringan pada 2018 dan ada sebanyak 490 pada tahun ini.
Sementara itu, jumlah desa yang terkena dampak kekeringan pada 2018 ada 4.000 dan kurang lebih 1.500 desa pada 2019.
Dia mengatakan angka tersebut cukup tinggi. "Ini baru Juli," katanya.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kata dia, memprediksikan bahwa puncak kekeringan akan terjadi pada Agustus dan akan berlangsung hingga September atau November.
Baca juga: ACT NTB mendistribusikan air bersih ke daerah kekeringan
Baca juga: BPBD Karawang salurkan ribuan liter air bersih ke daerah kekeringan
Pewarta: Katriana
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019