Surabaya (ANTARA News) - Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari menuding Amerika Serikat telah menyalahgunakan virus flu burung yang telah dikirim dari Indonesia.
Pernyataan Menkes yang pernah ramai di Jakarta tersebut disampaikan kembali saat bedah buku karyanya "Saatnya Dunia Berubah, Tangan Tuhan Dibalik Virus Flu Burung" di Surabaya, Rabu.
"Kita mengirimkan virus demi kemanusiaan tetapi ternyata disana dikomersialkan dijadikan vaksin dan dijual kemana-mana dengan dalih untuk berjaga-jaga kalau nanti terjadi pandemi," katanya.
Dengan motif berjaga-jaga, ujar Siti Fadilah Supari, AS dan WHO membuat vaksin tetapi negara-negara dunia ketiga harus membeli vaksin tersebut dengan harga jutaan dolar.
"Negara dunia ketiga dijadikan laboratarium oleh mereka, kita disuruh sakit, sementara mereka menjual vaksin. Ini jangan berlangsung terus," katanya.
Siti menyatakan sudah melakukan perlawanan, namun media massa di Indonesia tidak ada yang memuat pernyataannya, malah justru menampilkan manusia pohon.
"Buku saya itu bercerita tentang perjuangan saya dalam melawan ketidakadilan , kebetulan ketidakadilan itu nampak dalam mekanisme pengaturan virus flu burung," katanya.
Siti mengajak generasi muda agar kritis dalam melihat bantuan yang diberikan negara maju.
"Kalau kita mati, mereka akan memperoleh keuntungan dari penjualan vaksin itu. Saya ingin generasi muda tidak `menjual kepala` kendati dibantu," katanya.
Siti mengatakan, di dalam negeri harus tetap semangat untuk tetap memberantas flu burung tetapi dalam perjuangan politik upaya menghilangkan flu burung di dunia harus tetap dilakukan.
"Walaupun kita tidak punya teknologi, orang yang punya teknologi dan uang banyak tidak punya hak merampas hak kita. Masa` virusnya tidak dihargai tetapi vaksinnya yang dihargai," katanya.
Bedah buku yang dimoderatori novelis, Lan Fang, tersebut dihadiri puluhan anak muda dan para dokter, termasuk para aktifis HTI Jatim.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008