Jakarta, (ANTARA News) - Asosiasi Pengusaha Konstruksi Indonesia (Aspekindo) meminta kepada pemerintah agar tidak melakukan pemotongan anggaran yang sudah dialokasikan dalam APBN untuk pembangunan infrastruktur 2008. "Anggaran yang sudah dialokasikan pemerintah untuk pembangunan infrastruktur untuk tahun ini sebesar Rp62 triliun masih kecil," kata Ketua Umum Aspekindo Syamsudin Ilyas kepada pers di Jakarta, Rabu menanggapi rencana pemotongan anggaran sebesar 15 persen oleh pemerintah. Ditemui di sela Munas III Aspekindo, Syamsudin mengatakan, jika pemerintah tetap melakukan pemotongan anggaran infrastruktur dampaknya dapat dipastikan bahwa target pembangunan infrastruktur sampai 2009 tidak akan tercapai. Meski dirinya dapat menerima alasan di balik rencana pemotongan itu, Syamsudin tetap berharap langkah tersebut tidak diambil pemerintah. "Dalam `Infrastructure Summit` yang lalu, jelas disebutkan bahwa Indonesia dalam lima tahun ini membutuhkan investasi infrastruktur sebesar Rp700 hingga Rp1.300 triliun," katanya. Kalau kemudian pemerintah melakukan pemotongan, lanjutnya, target tersebut akan semakin sulit dicapai. Sementara perbankan yang diharapkan bisa menjadi alternatif sumber pembiayaan, menurut perkiraannya, hanya mampu membiayai investasi infrastruktur sebesar Rp40 triliun. "Alternatif lainnya adalah dengan mencari dana dari luar negeri, tapi saya belum tahu bagaimana mekanismenya dan apakah ada investor asing yang tertarik," katanya. Aspekindo justru berharap agar pemerintah tetap menomorsatukan pembangunan infrastruktur bahkan jika memungkinkan dalam APBN Perubahan nanti, pemerintah bisa menambah anggaran infrastruktur hingga minimal Rp100 triliun. "Dengan demikian pembangunan infrastruktur minimal Rp700 triliun dalam lima tahun ini bisa tercapai karena kita belum mengandalkan secara maksimal investasi infrastruktur yang dibiayai murni swasta maupun asing," katanya. Syamsudin juga menyinggung kondisi infrastruktur Indonesia seperti jalan, jembatan dan irigasi yang dalam kondisi mengkhawatirkan. "Jika kita mengacu pada laporan indeks daya saing global versi World Economic Forum tahun 2007 - 2008, Indonesia di posisi yang memprihatinkan, di peringkat 91 dari 131 negara," katanya dan menambahkan dari 300 ribu km jalan di Indonesia, 50 persennya rusak. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008