Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina menyatakan pihaknya selalu berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI) dalam pengadaan valuta asing (valas) untuk impor bahan bakar minyak (BBM) dan minyak mentah. Direktur Keuangan Pertamina, Frederick Siahaan, di Jakarta, Rabu, mengatakan koordinasi tersebut diperlukan agar pergerakan kurs mata uang rupiah tidak terlalu fluktuatif. "Kami selalu koordinasi dengan BI agar rupiah tidak fluktuatif," katanya. Namun, Frederick meminta agar transaksi Pertamina tidak dijadikan informasi yang mempengaruhi pasar mata uang rupiah. Sebelumnya, Dirut Pertamina, Ari Soemarno, menjelaskan kebutuhan valas Pertamina meningkat menyusul kenaikan harga minyak dunia. Saat harga minyak 70 dolar AS per barel kebutuhan valas Pertamina hanya 30-40 juta dolar AS per hari. Namun, ketika harga minyak 100 dolar AS per barel, kebutuhan valas naik 60-70 juta dolar AS per hari. Pada Maret 2008, Pertamina merencanakan impor BBM sebanyak 11 juta barel, sedang April sekitar 11,6 juta barel. Selain BBM, Pertamina juga mengimpor sekitar 12 juta barel minyak mentah per bulan. (*)
Copyright © ANTARA 2008