Jakarta (ANTARA) - Kementerian Sosial belum menerima adanya laporan pengungsi korban konflik di Kabupaten Nduga yang meninggal akibat kelaparan seperti yang diberitakan sebelumnya.
"Tidak ada yang meninggal dan Pangdam juga sudah mengklarifikasi bahwa itu tidak seperti yang diberitakan," kata Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Senin.
Mensos mengatakan, Kementerian Sosial sudah mengirimkan bantuan logistik untuk pengungsi korban konflik Nduga sejak Februari 2019.
"Setelah kami cek memang ada kebijakan pemda terkait dengan penyaluran bantuan berkenaan dengan alasan keamanan," katanya seraya menambahkan Kemensos mendorong agar bantuan tersebut bisa segera didistribusikan.
Sebelumnya muncul pemberitaan adanya pengungsi korban konflik Nduga yang meninggal dunia karena tidak adanya bantuan dan kelaparan.
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat mengatakan, pengungsi yang meninggal disebabkan alasan yang wajar bukan karena kelaparan.
Dia juga menambahkan, informasi dari dinas sosial setempat memastikan bantuan akan didistribusikan pada pekan ini.
Harry Hikmat mengakui saat ini pemerintah mengalami kendala dalam melakukan pendataan pengungsi akibat konflik di kabupaten Nduga. Kendala tersebut dikarenakan banyak dari mereka yang berada di rumah kerabatnya.
Harry menambahkan berdasarkan laporan yang diberikan Kodim 1702 Jayawijaya disebutkan pengungsi di kabupaten tersebut sudah kembali ke rumah keluarga masing-masing.
Bantuan terhadap pengungsi akibat konflik bersenjata di Provinsi Papua terdiri dari dua tahap dengan nilai Rp740.449.000.
Tahap pertama yang telah disalurkan berupa sebanyak 50 ton Cadangan Beras Pemerintah (CBP) terdiri dari 10 ton lewat Jayapura, 10 ton ke distrik Mbua, distrik Yal, distrik Mbulmu Yalma dan 30 ton melalui Kabupaten Wamena. Bantuan ini telah diserahterimakan kepada Pemda Kabupaten Nduga.
Selain itu, pemerintah daerah juga menyalurkan bantuan sembako pada tahap pertama kepada pengungsi. Sembako tersebut terdiri dari mie instan sebanyak 1.680 karton, gula pasir 9.520 kg, minyak goreng 9.873 liter, garam 19.200 bungkus, ikan kaleng 9.550 bungkus, kopi 9.550 bungkus dan beras 50 kg.
Harry menambahkan bantuan tahap II terdiri dari perlengkapan bermain sebanyak 250 paket, perlengkapan belajar anak sebanyak 250 paket, perlengkapan olahraga 30 paket, perlengkapan kebutuhan kelompok rentan (balita, lansia, kebutuhan khusus) sebanyak 850 paket.
Konflik akibat kontak senjata antara aparat TNI-Polri dengan kelompok kriminal bersenjata pimpinan Egainus Kogoya di Distrik Yal Kabupaten Nduga pada 26 Februari 2019 menyebabkan warga di Distrik Mbua, Yal, Yigi, Mapenduma, Nikuri, dan Mbulmu Yalma mengungsi. Diperkirakan sebanyak 2.000 orang mengungsi akibat konflik tersebut.
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019