Jakarta (ANTARA News) - Rupiah di pasar uang spot antar-bank Jakarta Rabu pagi menguat mendekati 9.100 per dolar AS, setelah bank sentral AS (the Fed) menurunkan suku bunga utama sebesar 75 basis poin menjadi 2,25 persen.
Pada Rabu pagi rupiah ditransaksikan pada kisaran 9.160/9.170 per dolar AS, lebih baik 17 poin dibanding posisi penutupan hari sebelumnya 9.177/9.262 per dolar AS.
Direktur Retail Banking Bank Mega, Kostaman Thayib, mengatakan, kenaikan rupiah terhadap dolar AS tidak besar, karena pelaku pasar sudah mengantisipasi penurunan suku bunga Fed fund.
Oleh karena itu, rupiah untuk jangka pendek masih positif untuk menguat, namun kenaikan itu tidak akan terlalu tinggi, katanya.
Menurut dia, rupiah kemungkinan akan bisa berada pada angka 9.100 per dolar AS, namun untuk bisa berada di angka 9.000 per dolar AS masih agak sulit, karena berbagai gejolak negatif baik di dalam maupun di luar masih cukup besar.
"Kami optimis rupiah masih dapat mendekati angka 9.100 per dolar AS dan sulit untuk bisa mendekati angka 9.000 per dolar AS," ucapnya.
Kesulitan rupiah, lanjut Kostaman Thayib, untuk mendekati level 9.000 per dolar AS adalah karena pelaku pasar masih mengkhawatirkan tingginya harga minyak mentah dunia yang diperkirakan akan mendekati 125 dolar AS per barel.
Harga minyak mentah dunia sebelumnya sempat mendekati angka 112 dolar AS per barel (111,40 dolar AS), menguat karena besarnya kebutuhan minyak mentah terutama dari China, India dan Pakistan, sedangkan negara-negara OPEC cenderung tidak dapat meningkatkan pagu produksinya, katanya.
Ditanya mengenai rupiah dikaitkan dengan penolakan calon gubernur BI, menurut dia, tidak ada pengaruhnya, mata uang lokal itu murni terpuruk oleh tekanan ekspektasi pasar yang masih negatif.
Karena tekanan negatif itu masih tinggi akibat kenaikan harga minyak mentah dunia, rupiah hanya mengalami kenaikan yang tidak besar, ucapnya.
Pasar, lanjut dia, juga masih khawatir dengan kejadian yang terjadi atas Bearn Stearn, kemungkinan ada perusahaan besar AS lainnya yang akan mengalami hal serupa yang menimbulkan faktor negatif terhadap pasar domestik.
Sementara itu, dolar AS di pasar global turun menjadi 99,35 yen dari sebelumnya 99,55 yen atau melemah 0,3 persen.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008