New York (ANTARA News) - Pasar-pasar saham AS mengalami rebound (menguat kembali setelah melemah), Selasa, karena Federal Reserve memangkas suku bunga utamanya 75 basis poin untuk mengatasi meluasnya kebekuan kredit (credit crunch).Para investor menyambut baik langkah tersebut karena akan membantu mendorong likuiditas di sektor perbankan yang sedang tertekan, menyusukl hampir runtuhnya (collapse), bank investasi AS Bear Stearns, pekan lalu. Indeks saham blue chip Dow Jones Industrial Average meningkat 420,41 poin atau 3,51 persen menjadi ditutup pada 12.392,66, merupakan kenaikan satu hari terbesar sejak Juli 2002. Sementara indeks saham teknologi komposit Nasdaq melonjak 91,25 poin atau 4,19 persen menjadi berakhir pada 2.268,26 dan indeks Standard & Poor`s 500 meroket 54,14 poin atau 4,24 persen menjadi ditutup pada 1.330,74. Meski mencatat kenaikan, untuk tahun hingga tanggal ini pasar masih turun akibat kekhawatiran bahwa ekonomi terbesar di dunia (AS) sedang meluncur ke dalam sebuah resesi. Kerugian multi miliaran dolar dari beberapa bank Wall Street dalam investasi berbasis mortgage yang "tengik" juga menggempur kepercayaan tahun ini. Para pedagang mengatakan penurunan suku bunga dan lebih baiknya dari perkiraan laba dari Goldman Sachs dan Lehman Brothers telah memberikan kegairahan di Wall Street. Bank sentral AS menurunkan suku bunga utama federal funds sebesar 75 basis poin menjadi 2,25 persen dalam upaya mendorong likuiditas dan pertumbuhan ekonomi yang telah terancam oleh kebekuan kredit dan kemerosotan tajam sektor perumahan. Para pembuat kebijakan the Fed mengatakan tindakannya itu, "dapat membantu mendorong pertumbuhan moderat dari waktu ke waktu dan meringankan risiko terhadap aktivitas ekonomi." Para investor secara luas menyambut baik keputusan the Fed menurunkan suku bunganya lagi, menyusul penurunan berkelanjutan sejak September lalu, yang dapat menolong sektor perbankan yang memiliki kredit ketat dan kekurangan likuiditas. "The Fed cepat menggunakan seluruh pelurunya, karena sudah tidak ada pilihan lainnya," kata Joel Naroff dari Naroff Economic Advisors. Sektor perumahan yang memburuk, penurunan kredit, meningkatnya pemutusan hubungan kerja, dan melangitnya harga minyak telah menekuk momentum ekonomi AS dan mengembangkan keyakinan sejumlah ekonom bahwa ekonomi sudah jatuh ke dalam sebuah resesi. Meski sebagian besar investor fokus terhadap the Fed, sebuah laporan pemerintah, Selasa, menunjukkan bahwa perumahan AS mulai turun 0,6 persen pada Februari menjadi 1.065.000. Meski pembangunan rumah baru turun, level tersebut lebih baik dari banyak proyeksi, mendorong beberapa analis kagum jika secara tahunan perumahan turun pada akhirnya akan keluar dari posisi terbawahnya. Sementara Goldman Sachs dan Lehman Brothers, dua bank investasi terbesar Wall Street mengumumkan penurunan tajam laba kuartalannya, namun mereka laba mereka masih lebih bagu dari perkiraan para analis. Laba kuartal fiskal Goldman Sachs turun 53 persen menjadi 1,51 miliar dolar AS dibandingkan dengan periode sama tahun terdahulu, sementara laba kuartal fiskal pertama Lehman menyusut 57 persen menjadi 489 juta dolar AS. Saham Lehman ditutup naik 46 persen pada 46,49 dolar AS, sementara Goldman naik 16 persen menjadi 175,59 dolar AS. Saham keuangan lainnya juga naik di tengah penurunan suku bunga the Fed, setelah Bear Stearns menyepakati harga dasar pembelian 236 juta dolar AS oleh JPMorgan Chase daripada menghadapi kemungkinan kebangkrutan, demikian DPA.(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008