Inilah yang membuat kita gemes, kenapa kita banyak yang nggak tahu. Makanya banyak harus kita sosialisasikan

Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengatakan kasus kekerdilan fisik dan otak pada anak bisa ditentukan dalam empat bulan pertama masa kehamilan seorang ibu dengan dilihat dari pemenuhan asupan gizinya saat itu.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo di Jakarta, Minggu, mengatakan bahwa pembentukan plasenta yang baik bagi janin ditentukan pada empat bulan pertama masa kehamilan yang juga berpengaruh pada kecerdasan otak anak.

"Perempuan ini kalau telat menstruasi seminggu ya, ini sebagai suatu kondisi yang menentukan anaknya mau 'stunting' (kekerdilan) atau tidak. Kalau telat menstruasi seminggu, tidak minum asam folat dengan cukup otomatis plasentanya jelek," kata Hasto yang juga dokter spesialis kebidanan dan kandungan itu.

Dia menilai kondisi empat bulan pertama masa kehamilan sering diabaikan oleh ibu hamil karena sedang mengalami mual hingga muntah.

Kebanyakan para ibu hamil, katanya, hanya mengonsumsi makanan asam untuk menghilangkan rasa mual, padahal justru nutrisi ibu hamil harus dipenuhi dengan berbagai makanan bergizi.

Namun, Hasto menerangkan banyak masyarakat, khususnya ibu hamil, yang tidak memahami dan tidak memiliki pengetahuan tentang hal itu.

"Inilah yang membuat kita gemes, kenapa kita banyak yang nggak tahu. Makanya banyak harus kita sosialisasikan agar sukses di 1.000 hari pertama, ingat, ingin 'stunting' atau tidak, ingin cerdas atau tidak, tergantung dari 1.000 hari pertama kehidupan," katanya.

Akan tetapi, katanya, jika sudah melewati masa dua tahun, kecerdasan otak anak tidak bisa diubah atau ditambah lagi walaupun diberikan berbagai makanan bergizi tinggi.

Hasto menekankan hal paling krusial dalam pengasuhan anak balita adalah mengenai tumbuh kembang, sedangkan pengasuhan pada remaja yang perlu diperhatikan saat pubertas.

"Di awal sekali anak-anak yang paling penting pertumbuhan perkembangan, nanti setelah remaja paling penting kesehatan reproduksi karena banyak anak-anak yang tersesat kawin usia dini, hamil di luar nikah, hamil yang tidak dikehendaki dan seterusnya," kata dia.

Baca juga: BKKBN kampanyekan Gerakan Pengasuhan Anak
Baca juga: LIPI sebut konsumsi teripang bisa atasi "stunting"

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019