Saya harapkan semua warga Biak Numfor untuk mendukung percepatan pembangunan poliklinik RSUD Biak karena jika fasiltasnya sudah beroperasi akan melayani pengobatan pasien dari berbagai kabupaten di wilayah Teluk Saereri,
Biak (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada tahun anggaran 2019 mengalokasikan anggaran sebesar Rp40 miliar untuk membangun poliklinik layanan berbasis digital di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua dalam upaya meningkatkan standarisasi pelayanan kesehatan bagi masyarakat di tanah Papua.
"Jajaran Pemkab Biak Numfor sangat berterima kasih dengan perhatian pemerintah pusat yang sudah merealisasikan anggaran untuk pembangunan poliklinik RSUD Biak dalam upaya menyediakan layanan pasien berobat jalan dan rawap inap," kata Bupati Biak Numfor, Herry Ario Naap di Biak, Minggu.
Ia mengakui, dengan adanya pembangunan poliklinik baru di lingkungan RSUD Biak diharapkan dapat memberikan kenyamanan bagi perawatan pasien yang berobat di rumah sakit.
Bupati mengajak manajemen RSUD Biak dalam menerapkan pengobatan pasien dapat mencontoh pelayanan Rumah Salit Elisabeth Semarang, Jawa Tengah.
"Ketika pasien yang sakit menjalani pengobatan rawap inap dan rawap jalan merasa nyaman dan enggan pulang karena serasa tinggal di rumah sendiri, pelayanan seperti di RS Elisabeth Semarang dapat saja diterapkan di RSUD Biak, saya kira ini perlu mendapat perhatian dari direktur," katanya.
Ia mengingatkan pekerjaan sarana fisik gedung poliklinik RSUD Biak sesuai kontrak kerja diberikan batas waktu pekerjaan selama 150 hari atau lima bulan ke depan.
"Saya harapkan semua warga Biak Numfor untuk mendukung percepatan pembangunan poliklinik RSUD Biak karena jika fasiltasnya sudah beroperasi akan melayani pengobatan pasien dari berbagai kabupaten di wilayah Teluk Saereri,"katanya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Direktur RSUD Biak dr R.Ricardo Mayor M.Kes mengakui, pelayanan pasien yang berobat jalan dan rawap inap selama 150 hari batas waktu pekerjaan proyek fisik poliklinik berbasis digital tetap berlangsung normal setiap hari.
Hanya saja untuk memasuki area lingkungan rumah sakit RSUD Biak, kata dia, akses pintu masuknya hanya satu pintu sehingga dapat berdampak dengan kenyamanan pasien dan keluarganya saat melakukan pengobatan di rumah sakit.
"Ya meski ada rpoyek pembangunan fisik poliklinik poliklinik RSUD tetapi saya pastikan semua fasiltas pelayanan kesehatan RSUD Biak tetap beroperasi setiap hari 24 jam,"ujarnya.
Ia mengharapkan adanya dukungan dari keluarga pasien maupun masyarakat umum yang bertempat tinggal di sekitar area rumah sakit untuk percepatan pekerjaan fisik poliklinik RSUD sesuai dengan kontrak jadwal pekerjaan selama 150 hari ke depan.
"Poliklinik berlantai tiga dengan layanan berbasis digital online merupakan yang pertama di wilayah Papua dan Papua Barat, karena itu saya harapkan warga Biak Numfor untuk mendukung percepatan pembangunan poliklinik,"katanya.
Ricardo mengakui, semua hasil pemeriksaan pengobatan pasien yang ditangani poliklinik RSUD tidak lagi menggunakan kertas tetapi semua hasil disediakan secara online (dalam jaringan).
Peletakan pembangunan pertama dan penandatangan prasasti proyek poliklinik RSUD Biak dilakukan Bupati Herry Ario Naap didampingi Plt Direktur RSUD Biak Ricardo Mayor serta mantan Bupati Biak periode 1999-2004 Obeth Albert Sroyer.
Baca juga: Beranda - Rsud Biak sediakan layanan konsultasi kesehatan jiwa
Baca juga: Operasi Gratis 600 Pasien RSUD Biak Libatkan 40 Dokter
Baca juga: KPU Biak tetapkan RSUD periksa kesehatan calon bupati
Pewarta: Muhsidin
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019