Batam (ANTARA News) - Sutiyoso, mantan Gubernur DKI Jakarta dan Akbar Tanjung, mantan Ketua Umum Partai Golkar, sama-sama menolak apabila pencalonan presiden mensyaratkan pendidikan terakhir harus sarjana. "Latar belakang pendidikan bukan landasan seseorang mampu menjadi pemimpin," kata Sutiyoso usai mengisi seminar kepemimpinan yang diadakan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia di Batam, Selasa dini hari. Ia mengatakan, melalui demokrasi, biarkan lah masyarakat menilai latar belakang presiden saat Pemilu. "Bukan dijadikan syarat utama," katanya menambahkan. Senada dengan Bang Yos, Akbar Tanjung juga menolak titel sarjana dijadikan syarat formal calon presiden. Menurut Akbar, sikap kepemimpinan tidak lahir dari latar belakang pendidikan tinggi. Ia mengatakan yang terpenting bagi seorang presiden adalah memiliki visi Indonesia ke depan. 60 Tahun Disinggung mengenai syarat usia maksimal calon presiden 60 tahun yang diajukan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sutiyoso dan Akbar sepakat menolak. Menurut Akbar, Indonesia tidak butuh orang muda, tetapi manusia yang memahami keadaan bangsa dan memiliki kemampuan memajukannya. "Orang yang berpengalaman, dan butuh waktu untuk mencari pengalaman," katanya. Ia mengatakan orang berpengalaman yang teruji kepemimpinannya adalah tepat memimpin negara ini. Sementara itu, Sutiyoso mengatakan usia tua tidak masalah jadi calon presiden tua, asalkan sehat.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008