New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia turun, Senin, setelah melesat menyentuh posisi tertinggi mendekati 112 dolar AS per barrel, karena para pedagang mengkhawatirkan kejatuhan dari meningkatnya gejolak pasar-pasar keuangan akan menghambat permintaan energi. Kontrak utama minyak mentah jenis "light sweet" di New York untuk pengiriman April, turun 4,53 dolar AS menjadi ditutup pada 105,68 dolar AS. Pada awalnya melesat ke sebuah rekor tertinggi 111,80 dolar AS. AFP melaporkan, di London, minyak mentah jenis "Brent North Sea" untuk pengiriman Mei, turun 4,45 dolar AS pada 101,75 dolar AS per barrel. Awal perdagangan Senin, harga minyak melonjak karena pasar keuangan digoyang berita runtuhnya dan jaminan penjualan Bear Stearns bank investasi terbesar kelima di AS oleh Federal Reserve kepad saingannya JPMorgan Chase. Penurunan darurat suku bunga oleh the Federal Reserve, yang diumumkan Minggum, hanya menambah rasa krisis, kata para analis. Di tengah berita-berita tersebut, mata uang tunggal Eropa melambung ke rekor tertinggi 1,5905 dolar di perdagangan Asia, Senin. Perubahan ini membantu harga emas naik di atas 1.032 dolar AS per ons di London. Namun langkah luar biasa the Fed itu memperkuat sinyal tentang rapuhnya sistem keuangan AS dan meningkatkan spekulasi bahwa bank besar berikutnya akan gagal di tengah krisis kredit global. "Penyelamatan Bear Stearns dan penurunan suku bunga diskonto the Fed akhir pekan lalu telah meningkatkan kekhawatiran krisis kredit dan mengakibatkan penurunan di seluruh pasar," kata Mike Fitzpatrick dari MF Global. Penurunan nilai dolar mendorong permintaan karena harga minyak dalam dolar menjadi lebih murah bagi para pembeli yang menggunakan mata uang kuat, sementara para investor juga mencari perlindungan terhadap risiko inflasi tinggi. Dalam jangka pendek, kata para dealer, harga minyak kemungkinan cenderung tinggi.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008