Pretoria (ANTARA News) - Pemerintah Republik Indonesia dan Afrika Selatan sedang memformulasikan bantuan pembangunan kapasitas (capasity building) yang tepat untuk Palestina menjelang Konferensi Asia-Afrika tentang Pembangunan Kapasitas bagi Palestina yang akan diselenggarakan di Indonesia Mei 2008. "Saat ini Indonesia, Afrika Selatan, Palestina dan sejumlah pihak sedang memformulasikan pembangunan kapasitas yang dapat disediakan untuk Palestina," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam konferensi pers bersama di Kantor Kepresidenan Afrika Selatan, Union Buildings di Pretoria, Senin sore waktu setempat atau Senin malam waktu Indonesia. Menurut Kepala Negara, bantuan pembangunan kapasitas yang diberikan tentunya harus sesuai dengan kebutuhan Palestina agar dapat tepat-guna. Presiden Yudhoyono juga mengatakan bahwa hingga saat ini tantangan utama dari penyelenggaraan konferensi itu adalah persatuan dan kesatuan internal Palestina yang belum mengkristal. Presiden Yudhoyono juga menegaskan bahwa Semangat Bandung yang disepakati oleh negara-negara Asia-Afrika pada 1955 masih relevan dengan persoalan yang dihadapi bangsa-bangsa Asia-Afrika saat ini. Dikatakan bahwa jika dahulu upaya memperjuangkan keadilan adalah dengan berjuang untuk mencapai kemerdekaan, saat ini perjuangan untuk mencapai keadilan adalah untuk memperjuangkan kesejahteraan dan persamaan ekonomi. Oleh karena itu, lanjut dia, harus dikembangkan terus kerangka kerja untuk membahas isu-isu global bersama antara lain upaya mengatasi krisis pangan dunia. Sementara itu, Presiden Afrika Selatan Thabo Mbeki mengatakan bahwa dalam pertemuan Organisasi Konferensi Islam (OKI) di Dakar, 13-15 Maret, Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah menyatakan dukungan atas ide itu. Dia juga menyebutkan bahwa negara-negara Asia dan Afrika memiliki komitmen yang kuat untuk memperjuangkan keadilan sebagaimana apa yang terkandung dalam Semangat Bandung. Disebutkan bahwa sebagai sama-sama anggota sementara DK PBB dan Konferensi Asia Afrika kedua negara sepakat untuk terus meningkatkan kerjasama dalam penanganan isu-isu global.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008