Sydney (ANTARA News) - Australia akan meneruskan rencana senilai enam miliar dolar (5,6 miliar dolar AS) untuk mendapatkan 24 jet tempur Boeing F/A-18 Super Hornet dari angkatan laut AS, Menteri Pertahanan Joel Fitzgibbon mengatakan Senin. Pemerintah Buruh yang baru dipilih pimpinan Perdana Menteri Kevin Rudd sempat mempertimbangkan pembatalan pembelian itu, yang telah disetujui oleh pemerintah sebelumnya dari pemimpin konservatif John Howard. Namun Fitzgibbon mengatakan, setelah peninjauan kembali atas kemampuan tempur udara Australia, pemerintah menyimpulkan jet tempur Super Hornet adalah pesawat yang mampu dan jet tempur satu-satunya yang akan siap pada 2010 ketika mereka harus mengganti jet tempur F-111 sekarang ini. Fitzgibbon mengatakan bahwa sementara pemerintah mau menghormati kontrak itu, penggantian jet tempur F-111 sekarang ini "dilakukan dengan tergesa-gesa tapi kini tak dapat diubah lagi". "Biaya untuk mengembalikan F-111 akan sangat besar dan awak serta keterampilan telah berjalan terus," katanya. Fitzgibbon mengatakan, Super Hornet mampu memenuhi kebutuhan Australia. "Kami merangkul Super Hornet karena itu pesawat sangat khusus yang lebih dari siap kerja," katanya. "Itu adalah satu-satunya pesawat yang bisa memenuhi loket pengiriman kecil akibat proses perencanaan buruk bekas pemerintah dan tanggapan yang didorong secara politik," ia menyatakan. Armada F/A-18 Hornet pasukan udara kerajaan Australia sekarang ini akan tetap bertugas hingga 2015 ketika pesawat itu akan digantikan secara berangsur-angsur oleh Pesawat Tempur Serangan Gabungan Kilat Lockheed F-35 (JSF). Pemerintah Howard tahun lalu memesan ke 24 Super Hornet tambahan itu dari AS untuk menjamin tidak ada celah kemampuan udara antara F-111 yang akan mundur dan kedatangan JSF. "Pembatalan Super Hornet akan menimbulkan ancaman keuangan yang signifikan dan menciptakan ketegangan yang tak dapat dimengerti antara mitra kontrak," kata Fitzgibbon. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008