Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) menargetkan konversi bahan bakar premium transportasi ke gas di wilayah Jakarta mencapai 180.000 kiloliter (KL) per tahun pada 2010.
Deputi Direktur Pemasaran Pertamina, Hanung Budya, di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa volume konversi tersebut mencapai 10 persen dari konsumsi premium di Jakarta yang 1,8 juta kiloliter per tahun.
"Kami harapkan target bisa tercapai, apalagi setelah diluncurkan SPBU yang menjual Vi-Gas ini," katanya usai peluncuran Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang menjual Vi-Gas di Jalan Pramuka, Jakarta Timur.
Vi-Gas merupakan nama dagang "liquified gas for vehicle" (LGV) atau bahan bakar gas buat kendaraan yang diproduksi Pertamina.
Bahan bakar tersebut baik digunakan pada kendaraan kecil, seperti taksi, angkutan kota dan bajaj, karena memiliki tekanan rendah antara 8 hingga 12 bar dibandingkan "Compressed Natural Gas" (CNG).
Menurut Hanung, sampai tahun 2010, pihaknya menargetkan penempatan 15 hingga 18 dispenser di SPBU di Jakarta.
"Tahun ini, kami targetkan delapan dispenser sampai akhir 2008," ujarnya.
Harga alat konverter dari premium ke LGV antara Rp12 juta hingga Rp14 juta tergantung jenis mobilnya. Satu liter premium oktan 98 setara dengan 1,2 liter LGV, sedangkan investasi dispenser LGV sekira nilai Rp3 miliar.
Ia mengatakan, pihaknya juga sudah bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) menyiapkan alat konverter bahan bakar diesel ke gas, sehingga angkutan umum jenis bus bisa memakai LGV.
Tahap awal, harga Vi-Gas dijual Rp3.600, namun selanjutnya sesuai harga keekonomian, yakni Rp4.500 hingga Rp5.000 per liter.
Pasokan LGV berasal dari Kilang Jabung milik Petrochina yang kini baru berkapasitas 300 ton per hari, namun bisa ditingkatkan menjadi 3.000 ton per hari. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008