Kalau dilihat secara mendalam sebenarnya tujuan utama acara ini bukan lah memberikan hiburan, tapi untuk bersilaturahmi bagi warga Betawi
Jakarta (ANTARA) - Pagelaran Lebaran Betawi yang digelar setahun sekali dan sudah berjalan selama 12 tahun ini tidak hanya sebagai acara hiburan, namun ternyata juga menjadi ajang bersilaturahim bagi para warga Ibu Kota, Jakarta.
Hal itu disampaikan oleh Pelawak Indonesia Ramdhani Qubil Aj atau yang lebih dikenal dengan Bang Madit. Saat ini ia fokus mengangkat budaya Betawi melalui grup lenong Oplet Robet yang sudah eksis selama 18 tahun.
"Kalau dilihat secara mendalam sebenarnya tujuan utama acara ini bukan lah memberikan hiburan, tapi untuk bersilaturahmi bagi warga Betawi," katanya saat ditemui di Monas, Jakarta, Sabtu.
Menurut Bang Madit, adanya berbagai kesenian yang ditampilkan dan disediakan selama acara Lebaran Betawi adalah sebagai daya tarik untuk warga Jakarta asli yang kini telah bermukim di berbagai daerah agar saling berkumpul menjadi satu.
"Sekarang kan di Jakarta kebanyakan dari pendatang, warga asli sendiri malah banyak yang keluar. Ayo lah kita kumpul bersilaturahim," ucapnya, mengajak.
Berkumpulnya warga Betawi dengan menampilkan dan menyuguhkan berbagai kebudayaan asli Jakarta juga bisa menjadi salah satu cara melestarikan kesenian tersebut.
"Bagus karena diperdayakan kesenian-kesenian Betawi yang ada di Jakarta ini dalam segi musik, sastra, drama seperti lenong, sampai berbagai makanannya," tuturnya.
Bang Madit pun mengimbau kepada warga Jakarta dan sekitarnya untuk datang ke pagelaran Lebaran Betawi 2019 agar bisa saling bersilaturahim karena saat ini orang-orang Betawi sudah jarang yang tinggal dalam satu daerah.
"Saya harap warga Jakarta bisa berbondong-bondong untuk menyaksikan ajang silaturahmi ini," ujarnya, berharap.
Lebih lanjut, meskipun acara ini menampilkan berbagai kesenian Betawi, namun ternyata banyak juga warga yang datang dari luar Jakarta. Seperti Agus yang berasal dari Bogor mengatakan bahwa acara ini sangat unik sehingga menjadi daya tarik tersendiri.
"Jarang ada acara yang benar-benar menampilkan kebudayaan Betawi secara keseluruhan jadi saya penasaran sih," katanya.
Selain Agus, ada juga Dyas yang tinggal di Jakarta tapi asli dari Solo. Dyas mengaku meskipun asing dengan makanan apalagi kebudayaan Betawi, ia tetap tertarik untuk merasakan sensasi berbeda dari kesenian itu.
"Menurut saya sih setiap kesenian daerah berbeda ya, kalau arah-arah Jogja atau Solo mungkin tenang gitu ya. Sedangkan Betawi ini musik dan kesenian seperti lenong gitu bikin semangat dan ketawa. Bagus sih," tambahnya.
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019