"Sebagai Ibukota Provinsi Kalbar, Kota Pontianak memiliki pertumbuhan ekonomi sebesar 5,06 persen, yang ditopang oleh empat sektor, yaitu pertanian, pengolahan, perdagangan, dan konstruksi. Oleh karena itu dibutuhkan kontribusi baru untuk peningkatan ekonomi di Kalbar, yakni teknologi informasi dan komunikasi yang kini semakin berkembang," kata Deputi Infrastruktur Bekraf, Hari Santosa Sungkari di Pontianak, Sabtu.
Ia menjelaskan, perkembangan TI (teknologi informasi) tidak hanya mempermudah dalam memperoleh informasi tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian, apalagi populasi penduduk Kalbar didominasi usia muda yang melek digital.
"Hal tersebut menciptakan banyak peluang di kota ini. Aplikasi dan game buatan developer lokal muncul sebagai bukti industri kreatif digital menjadi peluang bisnis yang cerah, seperti Game Sanyaki serta aplikasi Gencil, KO-JEK, dan Angkuts merupakan contoh karya anak muda Kalbar yang diharapkan menjadi sumber kontribusi baru bagi peningkatan ekonomi di Kota Pontianak," ujarnya.
Mewadahi potensi para generasi muda di Kalbar, khususnya Kota Pontianak, Bekraf melalui Deputi Infrastruktur hadir di Pontianak dengan kegiatan Bekraf Developer Day (BDD) pada Sabtu, (20/7), Kota Pontianak sebagai upaya mendorong kontribusi industri kreatif digital. BDD merupakan program unggulan Bekraf yang menghadirkan pakar dan pelaku industri kreatif digital yang mampu menginspirasi peserta dalam mengembangkan aplikasi dan game, sekitar 300 peserta turut memeriahkan kegiatan yang digelar untuk pertama kalinya di Kota Khatulistiwa ini.
"Bekraf mengadakan Bekraf Developer Day untuk mewadahi pengembang lokal khususnya anak muda di Pontianak agar mampu mengatasi masalah dan memberikan solusi untuk masyarakat melalui teknologi dalam bentuk aplikasi dan game. Kita berusaha tidak hanya menjadi pasarnya saja, tetapi harus menjadi kreatornya juga," katanya.
Bekraf Developer Day diadakan untuk menjembatani para pengembang dengan platform teknologi mutakhir untuk mengembangkan produk digital khususnya dibidang subsektor aplikasi dan game. Berbagai hal-hal menarik juga dapat ditemui pada gelaran Bekraf Developer Day Pontianak 2019, seperti booth yang memamerkan karya-karya pengembang lokal dan booth Bekraf yang membuka pendaftaran dan konsultasi HKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) secara gratis bagi para penggiat ekonomi kreatif.
Dengan mengusung tema peluang dan tantangan menghadapi era revolusi industri 4.0, Pontianak yang merupakan kota kelima penyelenggaraan BDD 2019 setelah Bandar Lampung, Gorontalo, Mataram, dan Purwokerto turut menghadirkan sejumlah pelaku, praktisi dan ahli industri kreatif digital tanah air, diantaranya Deny Prasetyo (Senior Software Engineer – Go-Jek Indonesia) lalu Muhammad Noval (Product Marketing Executive – Visual Products), Kevin Filmawan (Data Scientist – Tokopedia), Satria Pratama Putra Apriyanto (Head of Product Service Development – advosquare.com), dan Irsan Suryadi Saputra (Cloud Seller – IBM) yang akan mengisi sesi Industry talkshow.
Sesi aplikasi akan diisi sejumlah pakar diantaranya Nurendrantoro (CTO - Wowbid), Andrew Kurniadi Lim (CEO – PT Lumio Inovasi Technology), Andri Suranta Ginting (Product Engineer – GOJEK) dan Widyarso Joko Purnomo (Academy Content Writer – Dicoding Indonesia). Sementara itu para developer lokal juga dapat mengikuti sesi game yang akan diisi oleh Agil Julio (Game Engineer - Dicoding Indonesia), Ihwan Adam Ardisasmita (CEO – Arsanesia), Orlando Nandito Nehemia (Founder – Miracle Gates Entertainment), dan Rachmad Imron (CEO/Co Founder- PT Digital Semantika Indonesia/Digital Happiness).
Acara ini diselenggarakan atas kerja sama Bekraf dan Dicoding dengan dukungan Asosiasi Game Indonesia, Dicoding Elite, Google Developer Expert, Intel Innovator, Komunitas ID-Android, Samsung Developer Warrior dan perusahaan-perusahaan teknologi di Indonesia.
Baca juga: Bekraf dorong talenta musik Indonesia manfaatkan "gelombang Asia"
Baca juga: Bekraf: RUU Ekonomi Kreatif ditargetkan sah Agustus
Pewarta: Andilala
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019