Semarang (ANTARA News) - Komisi V DPR merekomendasikan peninggian jalan untuk mengatasi air pasang laut (rob) di jalan Pantura yang menghubungkan Kota Semarang dan Demak yang kondisinya saat ini berlubang-lubang. "Kami sudah melihat sendiri kondisi di lapangan ternyata daerah tersebut mengalami penurunan tanah," kata Ketua Komisi V DPR, Ahmad Muqowam, di Semarang, Senin, selaku pimpinan rombongan kunjungan kerja yang berlangsung 16 - 17 Maret 2008. Muqowam menambahkan selain terjadi penurunan tanah, ternyata air pasang laut juga terus mengalami kenaikan. Penurunan tanahnya sendiri berkisar 10 sampai 15 cm per tahun, sementara air laut terjadi kenaikan 1 sampai 2 cm. "Saya sudah minta kepada Dirjen Bina Marga (Hermanto Dardak) yang ikut serta dalam rombongan untuk segera melaksanakan pekerjaan peninggian jalan berlomba dengan penurunan badan jalan," tuturnya. Hermanto mengatakan, telah mengalokasikan anggaran untuk kawasan Kaligawe, Semarang, untuk pekerjaan jalan beton lebih tinggi dari jalan saat ini sepanjang 2 kilometer dilengkapi saluran drainase. Pekerjaan ini sekaligus peningkatan jalan menjadi delapan lajur 6,5 kilometer, ditambah 4 lajur lagi terbuat dari beton sepanjang 11 kilometer seluruhnya dilengkapi dengan saluran drainase yang dirancang menampung rob, kata Hermanto. Sementara itu Direktur Jalan dan Jembatan Wilayah Barat Departemen PU Hediyanto Huseini, meskipun jalan dirancang beton kalau melihat kondisi alamnya masih dimungkinkan terkena genangan. "Akan tetapi karena konstruksinya menggunakan beton kekuatannya lebih lama ketimbang aspal biasa seperti saat ini. Paling tidak kalau terus menerus terendam masih tahan sampai lima tahun," paparnya. Menurut Hediyanto penanganan rob harus dibarengi perbaikan lingkungan agar air tidak lagi bebas masuk ke jalan seperti saat ini. peninggian hanya alternatif saja harus dibarengi dengan pengendalian air. Hediyanto sebelumnya juga berkesempatan memperlihatkan alat recycling yang mampu mengaspal dalam waktu singkat sangat bermanfaat untuk menangani jalan rusak akibat bencana. Alat yang didatangkan dari Jerman tersebut saat ini masih ada satu unit dioperasikan di Pantura Jawa Barat, idealnya Jawa Tengah dan Timur masing-masing memiliki satu unit alat recycling. Menurutnya, dengan alat tersebut dalam satu hari bisa melapisi aspal sepanjang 500 meter, sedangkan dengan sistem patching (penambalan) hanya sanggup 3X3 meter persegi. Saat ini Departemen PU akan membeli tiga unit alat tersebut, karena alat yang saat ini dioperasikan masih sistem sewa sehingga harganya mahal, melihat manfaatnya alat tersebut harus dibeli. "Alat tersebut juga memiliki kemampuan melakukan daur ulang dari material lama untuk kemudian ditambah material baru dengan campuran yang presisi, sehingga sebenarnya sangat bermanfaat," ujar Hedianto. (*)

Copyright © ANTARA 2008