"Kami mendukung proses hibah sirene ini sehingga kesiapsiagaan masyarakat terkait erupsi Gunung Agung dapat berjalan dengan baik," kata Kepala Pelaksana BPBD Bali I Made Rentin di Denpasar, Jumat.
Sebelum proses hibah dilakukan, BNPB mengirimkan dua orang tenaga administrasi dan teknisi untuk melaksanakan mengecekan dan perbaikan enam sirene tersebut.
Pengecekan dilakukan tim BNPB didampingi oleh BPBD Provinsi Bali bersama BPBD Karangasem dari 16 sampai dengan 19 Juli 2019, pengecekan untuk memastikan alat berfungsi dengan baik.
Lokasi sirene berada di enam titik di seputaran Kawasan Rawan Bencana (KRB) 3 yaitu di Polsek Rendang, Desa Sukaluwih, Koramil Abang, Polsek Pembantu Gianyar, BPBD Karangasem, dan Koramil Karangasem.
Dari hasil pengecekan diketahui beberapa kerusakan yang terjadi dan telah diperbaiki dengan penggangtian beberapa suku cadang dan juga servis, kemudian sirene dinyatakan telah berfungsi dengan baik.
Rentin menambahkan, total nilai hibah sirene yang akan diberikan dari BNPB ke Provinsi Bali sebesar Rp4.599.880.000. Proses hibah ini akan berlangsung dengan estimasi sekitar enam bulan dan selama itu pemeliharaan masih akan ditangani oleh BNPB hingga diserahterimakan ke BPBD Provinsi Bali.
"Sirene ini dipasang sebagai sarana peringatan kepada masyarakat agar segera mengungsi atau menghindar dari bahaya letusan Gunung Agung. Cara kerjanya, sirene dibunyikan secara manual oleh petugas jaga yang terhubung ke Pos Komando Utama di Karangasem," ucapnya.
Ke depan sirene akan dikembangkan sehingga cara pengoperasiannya seperti sirene peringatan dini tsunami yang aktivasinya dilakukan dengan remote dari dalam kantor BPBD UPTD Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali. Aktivasi sirene dilakukan dengan terlebih dahulu mendapat informasi dari PVMBG Pos Pantau Rendang.
"Kami harapkan BPBD Kabupaten Karangasem dan masyarakat dapat menjaga kondisi alat sehingga tetap berfungsi dengan baik," ucap Rentin.
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2019