Serang (ANTARA) - Politisi senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Bachtiar Chamsyah mengatakan, PPP harus tetap mencerminkan sebagai partai Islam, karena kalau tidak maka akan ditinggalkan oleh umat.
"Kalau tidak bisa mencerminkan partai yang berasaskan islam, maka PPP akan ditinggalkan umat, maka nanti akan muncul partai Islam baru di Indonesia ini," katanya, saat Mukernas IV PPP, di Serang, Banten, Jumat.
Menurut dia, untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di internal partai, harus dilakukan dengan menguatkan barisan, kokohkan niat, sering berdiskusi, memberikan saran-saran yang konstruktif kepada eksekutif yang ada di partai ini.
"Saya dan senior-senior semuanya sangat cinta dengan PPP. Partai ini tidak akan berubah kalau kita tidak berusaha untuk mengubahnya," ujarnya lagi.
Baca juga: Mukernas IV PPP diikuti semua DPP dan tokoh partai
Tokoh PPP lainnya, Mahfudzoh mengatakan PPP adalah partai Islam, dan sebagai penguatnya adalah para ulama dan tokoh agama, karena itu PPP jangan sampai melupakan ulama.
"Marilah kita bersatu bersama-sama membesarkan PPP, apa pun PPP adalah partai Islam, maka kita harus sadar bahwa penguat dari PPP adalah dari ulama-ulama, dari pesantren-pesantren,dari tokoh agama, oleh karena itu kami mengharapkan secara pribadi kalau PPP ingin menjadi besar jangan melupakan ulama," katanya. .
Menurutnya, dengan tetap memperhatikan tokoh-tokoh muda, hendaknya PPP harus memilih pemimpin yang memiliki ekonomi yang kuat, sebab kalau ekonominya lemah maka akan lemah pula partainya.
Syarat utama adalah ulama, agamanya yang kuat, dan seorang tokoh serta kuat ekonominya, insya Allah kalau ekonominya kuat, maka PPP akan jaya," kata putri dari pendiri NU KH Abdul Wahab Chasbulloh tersebut.
Sedangkan tokoh senior PPP Zarkasih Nur menekankan penting keyakinan terhadap yang Maha Kuasa dalam menghadapi persoalan bangsa ini.
"Kita jangan putus asa menghadapi hal ini, kita yakin sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan," katanya pula.
Pewarta: Luan Hakim/Sambas
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019