Sudah saatnya kita lebih proaktif mencari peluang baru di China
Jakarta (ANTARA) - Sejumlah asosiasi seperti Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mendukung upaya Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita melobi China untuk mencabut aturan restriksi impor, sehingga produk Indonesia lebih mudah masuk ke negeri tersebut.
"Kami sangat mendukung upaya yang dilakukan Menteri Perdagangan membuka pangsa pasar ekspor ke China, sebab Negara Tirai Bambu itu memiliki populasi penduduk mencapai 1,2 miliar, pangsa pasar yang punya prospek besar pula," kata Wakil Ketua Umum Kadin DKI Jakarta Sarman Simanjorang kepada wartawan di Jakarta, Jumat.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dijadwalkan melakukan kunjungan kerja ke Beijing dan Shanghai, China pada 18-23 Juli 2019.
Kunjungan tersebut adalah dalam rangka menghadiri pertemuan dengan importir produk Indonesia dan pembukaan kantor ITPC atau Pusat Promosi Perdagangan Indonesia di Shanghai.
Sarman menilai, strategi pendekatan B to B (bisnis dengan bisnis) dan G to G (pemerintah dengan pemerintah) harus dilakukan, karena China juga memiliki kebijakan yang membatasi impor.
Selama ini, lanjutnya, Indonesia merasa bahwa transaksi perdagangan antara Indonesia dan China tidak seimbang, yaitu tepatnya jauh lebih besar impor barang dari China daripada ekspor komoditas Indonesia ke sana.
"Sudah saatnya kita lebih proaktif mencari peluang baru di China dengan produk-produk yang mereka sangat butuhkan dari Indonesia," kata Sarman.
Secara terpisah, Ketua Dewan Pertimbangan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan langkah Mendag sudah tepat dengan melobi China langsung.
Apalagi, menurut dia, Perdana Menteri China dahulu pernah berjanji akan membeli CPO (minyak kelapa sawit) lebih banyak dari Indonesia.
Sedangkan, pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus juga menilai keberangkatan Mendag untuk melobi langsung China memang diperlukan.
Namun demikian, ia berharap agar wakil-wakil Indonesia, baik duta besar, maupun atase-atase perdagangan secara konsisten melakukan riset dan kajian yang mendalam terhadap pasar.
Ahmad Heri juga mengatakan, demi memperbaiki neraca perdagangan dengan China, bisa saja Indonesia lebih selektif terhadap impor.
"Kita bisa kecilkan impor, secara bijaksana atau tidak serampangan. Produk-produk yang sebenarnya bisa kita bikin dan lebih efisien maka tidak perlu kita impor dari China," jelasnya.
Sebelumnya, Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Marolop Nainggolan mengatakan, Indonesia dapat memanfaatkan potensi pasar China yang penduduknya berjumlah 1,4 miliar orang.
Baca juga: Mendag Enggartiasto kunjungi pasar induk Beijing
Baca juga: Mendag: Indonesia siap jalin kerja sama tingkatkan kinerja WTO
Baca juga: Indonesia-China teken MoU pertukaran data guna tingkatkan ekspor impor
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019