Mataram (ANTARA News) - Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) akan meluncurkan skema usaha Paket Investasi Rakyat guna membantu masyarakat agar bisa berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi di daerah tertinggal.
Deputi Pengembangan Dunia Usaha dan Investasi, Kementerian Pembangunan Daerah tertinggal (PDT), Dr Ir Tatag Warsito di Mataram, Sabtu mengatakan, program tersebut akan didukung dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disiapkan BRI dalam jumlah tidak terbatas.
"Besarnya kredit tersebut tidak terbatas tergantung dari kebutuhan sebagai contoh untuk paket investasi di sektor perikanan disiapkan sebanyak Rp60 miliar," ujarnya kepada wartawan seusai pembukaan Musyawarah daerah (Musda) X Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) NTB.
Dia mengatakan, kredit tersebut untuk pengadaan 25 unit kapal penangkap ikan lengkap dengan peralatan yang diperlukan dan dua kapal pengumpul serta pabrik es dan sekaligus pembangunan pabrik tepung ikan.
Menurut Tatag, berdasarkan hasil studi kelayakan investasi sebesar Rp60 miliar itu diperkirakan bisa kembali dalam waktu tiga sampai empat tahun, karena mendapat dukungan dari para pengusaha khususnya untuk mencarikan peluang pasar dari produk yang dihasilkan.
Satu paket usaha di bidang perikanan itu diperkirakan bisa menampung sedikitnya 400 orang tenaga kerja, dengan asumsi 25 unit kapal penangkap ikan menyerap 250 orang pekerja atau satu kapal menampung 10 orang, sementara dua kapal pengumpul menampung 20 orang
Sedangkan sisanya 130 orang terserap dalam usaha yang bergerak di bidang industri pendukung, seperti pabrik es dan tepung ikan.
"KUR sangat baik dan terjamin kemananannya kalau dilihat dari sistem pemberian kredit," katanya didampingi Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI, Sandiaga S. Uno dan Ketua Badan Pengurus Daerah (BPD) HIPMI NTB, Ir H Baay Djadid.
Program Paket Investasi Rakyat yang mendapat dukungan penuh dari HIPMI ini dalam waktu dekat akan dilaksanakan di beberapa daerah tertinggal.
Jadi dari 149 kabupaten yang masuk kategori daerah tertinggal diharapkan memiliki satu perusahaan yang pengelolaannya dipimpin oleh pengusaha anggota HIPMI.
Contoh lain dari Paket Investasi Rakyat adalah paket dengan investasi Rp9 miliar untuk pengembangan ubi pada lahan seluas dua hektare dan industri pengolah ubi menjadi getuk yang produknya diekspor ke Jepang.
Investasi tersebut untuk industri pengolahan diperkirakan sebanyak Rp3,5 miliar, sementara untuk budidaya ubi Rp6 miliar dan ini merupakan paket yang sangat singkat karena produknya bisa setiap hari.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008