Dakar (ANTARA News) - Pemerintah Republik Indonesia memutuskan untuk mengirim 90 polisi militer ke Lebanon, sebagai tambahan terhadap 850 tentara infanteri yang saat ini bertugas di negeri itu.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengemukakan hal itu dalam jumpa pers mengenai pertemuan dengan Perdana Menteri Lebanon, Fuad Siniora, di sela-sela pertemuan puncak ke-11 Organisasi Konferensi Islam (OKI) di Dakar, Senegal, Jumat malam waktu setempat (Sabtu WIB).
"Saya sudah menyetujui permintaan tambahan dari PBB yaitu sebanyak 90 orang polisi militer sebagai tambahan untuk 850 anggota unit infanteri yang sudah ada di sana," katanya.
Menurut Kepala Negara, peluang untuk permintaan tambahan pasukan perdamaian dari Indonesia tetap terbuka.
Tapi, lanjut Kepala Negara, Indonesia akan selalu siap membantu asalkan untuk misi perdamaian di bawah bendera PBB dan mencegah terjadinya peperangan baru.
"Jangan sampai ada serangan Israel seperti pada 2006, maka Indonesia siap membantu," katanya.
Presiden Yudhoyono menegaskan pemerintah Indonesia tetap pada komitmen mendukung kedaulatan Lebanon seutuhnya dan berharap segala aksi kekerasan berhenti.
Selain bertemu dengan PM Lebanon, Presiden Yudhoyono juga melakukan pertemuan dengan pejabat sementara PM Bangladesh, Fakhrudin Ahmed.
Pertemuan yang berlangsung kurang dari satu jam itu membahas mengenai persiapan pemilihan umum di Bangladesh. Pemerintah RI menyatakan komitmennya untuk memberikan seluruh bantuan yang dibutuhkan.
KTT ke-11 OKI, 13-14 Maret, diikuti oleh 57 negara dan membahas mengenai adopsi piagam baru.
Piagam baru itu ditargetkan dapat menjawab tantangan-tantangan baru dalam dunia Islam, antara lain Islamophobia, peningkatan kesejahteraan dan upaya mendorong hak asasi manusia.
Sebelumnya pada tanggal 8-12 Maret digelar pertemuan tingkat pejabat senior dan pertemuan tingkat menteri luar negeri.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008