Washington (ANTARA News) - Perempuan penderita kanker payudara menghadapi penyakit yang lebih agresif dan tingkat kelangsungan hidup lebih rendah jika mereka kelebihan berat badan atau kegemukan, demikian temuan yang disiarkan di dalam Clinical Cancer Research, terbitan 15 Maret.
"Makin gemuk si pasien, makin agresiv penyakit tersebut," kata Massimo Cristofanilli, pembantu profesor bidang obat di University of Texas Anderson Cancer Center. "Kami mengetahui bahwa jaringan lemak mungkin meningkatkan peradanggan yang membuat penyakit itu jadi lebih agresif."
Cristofanilli dan rekannya mengamati 606 perempuan yang menderita kanker payudara lokal tingkat tinggi. Perempuan itu diklasifikasikan berdasarkan ideks massa tubuh menjadi tiga kelompok: normal atau kurus, kelebihan berat badan dan kegemukan.
Selama lima tahun, kelangsungan hidup secara keseluruhan adalah 56,8 persen di kalangan perempuan sangat gemuk, 56,3 persen di kalangan perempuan gemuk dan 67,4 persen di kalangan perempuan dengan berada tubuh normal.
Angka kelangsungan hidup 10-tahun adalah 42,7 persen di kalangan perempuan dengan kelebihan berat badan, 41,8 persen di kalangan perempuan bertubuh gemuk dan 56,5 persen di kalangan perempuan bertubuh normal.
Angka kanker payudara dengan peradangan, yang sebelumnya terlihat memiliki hasil lebih buruk dibandingkan kanker payudara tanpa peradangan, di kalangan perempuan bertubuh sangat gemuk adalah 45 persen dibandingkan dengan perempuan bertubuh gemuk, 30 persen, dan hanya 15 persen pada perempuan yang dipandang memiliki tubuh normal, demikian temuan para peneliti tersebut.
Resiko kambuhnya kanker payudara juga lebih tinggi pada perempuan bertubuh gemuk atau sangat gemuk. "Kegemukan jauh lebih besar daripada sekedar bagaimana seseorang kelihatan atau keregangan fisik akibat membawa bobot yang berlebihan," kata Cristofanilli.
Cristofanilli mengatakan para dokter perlu memberi perhatian sangat seksama pada pasien kanker payudara karena obat yang biasa digunakan, seperti tamoxifen, cenderung meningkatkan berat badan selama pengobatan, demikian Xinhua.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008