Dakar (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyerukan agar negara-negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) berperan aktif dalam mempromosikan perdamaian dan keamanan dunia serta penghapusan kemiskinan. "Kita berada dalam posisi terbaik untuk memberikan kontribusi terhadap perdamaian global dan keamanan serta mengatasi kemiskinan," kata Yudhoyono dalam debat umum di KTT ke-11 OKI di Dakar, Senegal, Jumat siang waktu setempat atau Jumat malam waktu Indonesia. Ia menyebutkan, OKI memiliki 57 negara anggota di tiga benua dengan jumlah penduduk lebih dari satu miliar orang. Negara-negara muslim itu juga menyumbang 70 persen dari kebutuhan energi dunia dan 40 persen ekspor bahan mentah. "Kita mampu untuk berkontribusi kepada perdamaian dan keamanan melalui mediasi. Buktinya OKI sukses melakukan mediasi pada proses perdamaian antara pemerintah Filipina dan Front Nasional Pembebasan Moro (gerakan separatis di Filipina selatan)," katanya lalu menambahkan bahwa saat itu komisi mediasi OKI dipimpin oleh Indonesia. Namun, lanjut Presiden, negara-negara OKI harus terlebih dahulu membuktikan kemampuannya mempromosikan perdamaian dan rekonsiliasi di antara negara-negara anggotanya. Ia menyebutkan, meski OKI telah dibentuk sejak tiga dekade lalu, namun perdamaian dan stabilitas di Irak, Palestina, Lebanon, Afganistan, Somalia dan Sudan belum juga terwujud. Konflik Palestina bahkan masih menjadi pusat krisis di Timur Tengah. "Konflik di masyarakat Islam mempermalukan umat dan mencederai nama baik Islam sehingga di luar dunia Islam, Islam telah dijustifikasi berkaitan dengan kekerasan," katanya pada pidato yang disampaikannya kurang lebih selama 15 menit itu. Oleh karena itu, Presiden mengatakan, OKI harus berperan aktif untuk mewujudkan perdamaian di negara-negara muslim dan menghapus gambaran buruk tentang dunia Islam. Ia juga mengatakan bahwa dalam hal ini diperlukan kerjasama dengan dunia media massa untuk membantu menyebarkan pemahaman tersebut. "Kita harus dapat menjangkau seluruh dunia melalui dialog antar agama, antar budaya dan antar masyarakat," katanya serta menambahkan bahwa Indonesia telah bekerja sama dengan pemerintah Norwegia dalam mempromosikan pemahaman itu. Pemerintah RI, lanjut Presiden, juga menyeru dunia internasional untuk membantu Palestina dan meminta seluruh faksi di Palestina melakukan dialog karena perdamaian dengan Israel tidak akan pernah tercapai jika mereka tidak memiliki perdamaian di dalam negeri. Ia juga mengatakan negara-negara anggota OKI perlu bersama-sama berusaha meningkatkan kualitas hidup umat Islam baik melalui pendidikan ataupun kesejahteraan agar umat Islam dapat kembali berperan dalam pengembangan kebudayaan-kebudayaan bernilai tinggi sebagaimana pada masa lalu. Pada Jumat hingga siang hari waktu setempat, Presiden Yudhoyono telah melakukan pertemuan tertutup dengan beberapa pemimpin negara anggota OKI yakni Perdana Menteri Lebanon Fuad Siniora, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dan Presiden Sudan Omer Hassan Ahmed Al Bashir. Setelah itu Presiden juga akan mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri sementara Bangladesh Fakhrudin Ahmed.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008