Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius mengatakan wakil rakyat terpilih harus memiliki wawasan kebangsaan yang kuat serta kesadaran dan kewaspadaan untuk mencegah masuknya paham radikal terorisme.
"Kalau tidak, hal itu bisa membuat masyarakat atau bahkan anggota dewan terpapar radikalisme dan terorisme," kata Suhardi di hadapan anggota DPR terpilih, ketua dan anggota DPW Partai NasDem di Kampus Akademi Bela Negara Partai NasDem, Jakarta, Kamis, (18/07) malam.
Dikutip dari siaran pers, Suhardi mengatakan anggota legislatif hendaknya mampu mengidentifikasi akar masalah terorisme dan bisa memberikan solusi penanganannya. Setidaknya, peduli dengan persoalan itu mengingat mereka adalah pembuat undang-undang.
"Sekarang banyak yang terpapar radikalisme terorisme, jangan dibiarkan berkembang. Tolong produk undang-undang betul-betul melindungi supaya kita bisa mereduksi bahaya radikalisme terorisme, bahkan kalau bisa dihilangkan," ujar Suhardi.
Menurut mantan Sestama Lemhannas itu, salah satu kekuatan untuk membendung penyebaran paham radikal teroris yang merupakan paham transnasional adalah budaya dan kearifan lokal.
Sayangnya, lanjut dia, budaya dan kearifan lokal yang terbangun pada bangsa yang multietnis ini kini mulai luntur, padahal itulah yang membuat warga bangsa ini bisa hidup berdampingan secara damai.
"Saya minta tolong pada anggota legislatif yang terpilih, kearifan lokal dibangkitkan kembali karena keberagaman yang ada di Indonesia sudah mulai luntur dan tertinggal. Malah dari negara lain yang belajar tentang budaya kita," ujar Suhardi.
Sekjen DPP Partai NasDem Johnny G Plate mengatakan untuk mengatasi masalah terorisme masing-masing negara mempunyai cara dan pendekatan yang sesuai dan bisa diterima di negara masing-masing.
Menurut dia, pendekatan lunak dan pendekatan penegakan hukum yang dilakukan BNPT sudah tepat.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019