Jakarta (ANTARA News) - Lembaga pemeringkat efek Indonesia (Pefindo) mempertegas peringkat "idAA-" untuk PT Excelcomindo Pratama Tbk (EXCL) dan Obligasi II/2007 senilai Rp1,5 triliun dengan prospek stabil.
Peringkat tersebut mencerminkan sektor bisnis nirkabel (wireless) yang menguntungkan, posisi pasar perusahaan yang kokoh, dan profil pemegang saham mayoritas yang kuat, demikian pengumuman Pefindo di Jakarta, Jumat.
Namun, Pefindo menilai, penguatan tersebut terkendala oleh persaingan sektor nirkabel yang ketat, "leverage" keuangan perusahaan yang agresif menyusul belanja modal yang besar, serta ekposur terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang asing.
Menurut Pefindo, sejak operasi pertama pada Oktober 1996, EXCL telah konsisten dapat mempertahankan posisinya sebagai operatot seluler terbesar ketiga di Indonesia, setelah Telkomsel dan Indosat, dengan produk utamanya Xplor (layanan pasca-bayar), Bebas dan Jempol (layanan prabayar).
Pada akhir 2007, pemegang saham EXCL terdiri atas Indocel Holding Sdn. Bhd., sebuah anak perusahaan dari Telekom Malaysia International (TMI) Bhd., sebanyak 66,99 persen, Khazanah Nasional Bhd. (16,81%), Emirates Telecommunications Corporation (Etisalat) International Indonesia Ltd. (15,97%) dan publik senilai 0,23 persen.
Pada 6 Februari 2008, TMI, sebuah anak perusahaan dari Telekom Malaysia (TM), dan Indocel menandatangani perjanjian jual-beli dengan Khazanah untuk mengakuisisi seluruh kepemilikan saham Khazanah di EXCL terkait proses demerger dari grup TM. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008