Jakarta (ANTARA News) - Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) mengungkapkan, sejumlah perusahaan berbagai negara telah menyatakan minatnya membeli gas dari pengalihan volume kontrak Kilang LNG Tangguh, Papua, ke Sempra, AS. Kepala BP Migas, Kardaya Warnika, di Jakarta, Jumat, mengatakan perusahaan tersebut antara lain PTT dari Thailand dan perusahaan asal Jepang dan Korea Selatan. "Kami masih melakukan negosiasi dengan mereka. Kami akan mencari harga yang terbaik," katanya. Menurut dia, sesuai kontrak, pemerintah memiliki hak pengalihan maksimal 50 persen atau 1,8 juta ton per tahun volume kontrak Sempra. Pemerintah akan mengalihkan volume tersebut asalkan harganya lebih tinggi dibandingkan dengan kontrak ke Sempra. Kontrak LNG ke Sempra ditentukan mengikuti harga gas di pasar California, AS. "Saat ini, harga gas di pasar California mencapai delapan dolar AS per MMBTU. Jadi, kami akan cari perusahaan yang mau membeli di atas delapan dolar ditambah `fee` satu dolar AS per MMBTU," katanya. Kardaya juga mengemukakan pihaknya juga tengah menegosiasi lagi kontrak harga gas Tangguh ke pembeli lainnya, yakni Fujian, China dan Korea Selatan. "Prinsipnya kami hanya meminta, karena harga sudah terkontrak," katanya. Berbeda dengan Sempra, kontrak ke Fujian dan Korea tidak ada opsi pengalihan volume gas. Namun, lanjutnya, meski telah terkontrak, sebelumnya pemerintah telah merubah patokan harga minyak sebagai basis harga gas dari 25 dolar per barel menjadi 38 dolar AS per barel. Perubahan harga minyak tersebut, menurut Kardaya, menambah penerimaan negara selama kontrak sebesar dua miliar dolar AS. "Sekarang, kami lakukan negosiasi lagi, mengingat harga minyak sudah di atas 100 dolar AS per barel," ujarnya. (*)
Copyright © ANTARA 2008