Presiden Direktur PT Sky Energi Indonesia, Jackson Tandiono menjelaskan produk ini merupakan solusi atas kelemahan modul surya konvensional yang memiliki bobot yang berat.
"Kami menciptakan inovasi pertama dan satu-satunya di dunia berupa modul surya berbobot ringan yang kami beri nama J-Leaf dan J-Feather", ungkap Jackson
Produk J-Leaf (5,6 kg/m2) dan J-Feather (3,7 kg/m2) sendiri memiliki bobot yang jauh lebih ringan jika dibandingkan dengan modul surya konvensional yang memiliki berat sekitar 10,2 kg/m2.
Meskipun lebih ringan, keduanya tetap mampu menghasilkan daya maksimum setara 240 Pmax/W. Sementara, dari segi desain, kedua produk ini hadir tanpa bingkai dan tanpa sekrup untuk pemasangannya sehingga tidak merusak atap. Selain itu, J-Feather menawarkan struktur yang lebih fleksibel, sehingga dapat diaplikasikan di atap garasi dengan bentuk melengkung.
Jackson menambahkan selain J-Leaf dan J-Feather, JSKY juga memperkenalkan produk J-Bifacial yang dapat menghasilkan lebih banyak daya karena memiliki wajah modul di kedua sisinya (bifacial).
"Ketiga produk inovatif tersebut akan kami pasarkan mulai September 2019, dan akan kami tampilkan dalam ajang Solar Power International di Utah, Amerika Serikat," ujarnya
Selain meluncurkan rangkain produk terbarunya, JSKY juga mengumumkan perubahan logo baru dan bentuk segitiga pada logo baru JSKY, yang merefleksikan filosofi bergerak maju (move forward) melalui tiga fondasi 3P yaitu people, planet, profit. Sedangkan varian warna pada logo baru JSKY merepresentasikan berbagai macam layanan yang akan disediakan oleh JSKY.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2019