"Di seluruh DKI Jakarta, ditargetkan volume sampah berkurang sampai 20 persen, termasuk Jakarta Timur tentunya," kata Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Timur (Jaktim) Budi Mulyanto, di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Volume sampah di Jaktim 100 ton/bulan
Empat RW tersebut, yakni RW 09 Kelurahan Ciracas, RW 01 Kelurahan Pondok Bambu, RW 07 Kelurahan Utan Kayu, dan RW 01 Pinang Ranti.
Menurut dia, keempat RW tersebut akan diberikan pelatihan dan sebagainya dalam pengelolaan sampah sehingga bisa menjadi contoh bagi RW-RW lainnya.
Baca juga: Kelola sampah, Jaktim miliki 190 bank sampah
Utamanya, kata dia, upaya pengurangan sampah dengan cara mengelola mulai dari sumbernya, misalnya sampah organik bisa dijadikan pupuk kompos.
"Upaya pengurangan sampah dari sumbernya. Ya, mereka mengolah sendiri sampah, misalnya sampah organik jadi kompos," katanya.
Menurut Budi, upaya menyadarkan masyarakat untuk melakukan upaya pengurangan sampah memang tidak mudah, tetapi akan terus digencarkan.
"Ya, intinya bagaimana mengurangi sampah yang dibuang di Bantargebang. Kelola dari sumbernya, mulai dari wilayah RW," katanya.
Diprediksi, pada 2021 Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang tidak mampu lagi menampung sampah dari DKI Jakarta.
Sementara itu, Susana selaku teknis ahli bagian Peran Serta Masyarakat (PSM) Sudin LH Jaktim mengatakan upaya sosialisasi dan pelatihan terus dilakukan.
Dari empat RW itu, kata dia, dua RW di antaranya yakni RW 09 Ciracas dan RW 01 Pondok Bambu telah memiliki bank sampah secara mandiri.
"Ya itu tadi, botol-botol plastik, gelas plastik ke bank sampah. Yang sampah-sampah organik bisa jadi kompos," katanya.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019