Yogyakarta,  (ANTARA News) - Puluhan mahasiswa dan dosen Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM), Sabtu berunjuk rasa di Yogyakarta, mendesak pemerintah agar melindungi situs purbakala di kawasan Museum Trowulan yang rusak akibat pembangunan proyek Majapahit Park atau Pusat Informasi Majapahit di Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

"Aksi ini bertujuan mendesak pemerintah untuk menghentikan dan tidak melanjutkan pembangunan Pusat Informasi Majapahit di Trowulan, Mojokerto," kata Ketua Jurusan Arkeologi UGM Inajati Andrisijanti Romli.

Menurut dia, pemerintah telah melakukan kesalahan dalam konsep pembangunan proyek itu, karena sebelumnya pemerintah tidak melakukan penelitian secara cermat dengan melibatkan para ahli.

Ia mengatakan aksi ini juga merupakan seruan kepada masyarakat untuk bersama-
sama menjaga situs purbakala di Trowulan, serta mendesak pemerintah agar menutup total Pusat Informasi Majapahit yang peletakan batu pertama pembangunannya dilakukan pada 3 November 2008.

Sementara itu, salah seorang peserta unjukrasa, Diana mahasiswa Jurusan Arkeologi UGM mengatakan pemerintah harus meninjau ulang kebijakan pembangunan Pusat Informasi Majapahit tersebut.

"Seharusnya pemerintah Indonesia melestarikan situs purbakala di Trowulan sebagai salah satu identitas bangsa, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai sejarah dengan melestarikan benda-benda purbakala peninggalan sejarah," katanya.

Aksi para mahasiswa itu dimulai dari simpang empat Tugu, dengan berjalan kaki menuju depan Benteng Vredeburg di Jalan Ahmad Yani, Kota Yogyakarta.

Unjukrasa tersebut diakhiri dengan orasi serta pernyataan sikap yang disampaikan mahasiswa dan dosen secara bergantian.



Seruan Forum Jogja

Sementara itu, Forum Pelestarian Lingkungan Budaya Jogja (Forum Jogja) bersama delapan organisasi atau lembaga yang peduli terhadap pelestarian pusaka budaya di Yogyakarta, Jumat (9/1) mengeluarkan seruan kepada pemerintah untuk segera mengembalikan seperti semula atau merehabilitasi kondisi sejumlah situs purbakala di kawasan Museum Trowulan yang rusak akibat pembangunan proyek Majapahit Park atau Pusat Informasi Majapahit.

"Disamping itu, pemerintah harus segera menjelaskan secara terbuka dan terinci tentang proyek Majapahit Park kepada publik," kata Sekretaris Forum Jogja, Anggi Minarni.

Menurut dia, rusaknya situs Trowulan di Mojokerto sangat merugikan bangsa Indonesia dari segi kebudayaan dan jati diri.

"Oleh karena itu, Forum Jogja bersama delapan organisasi atau lembaga yang peduli terhadap pelestarian peninggalan budaya menyerukan kepada pemerintah Indonesia agar menghentikan dan tidak melanjutkan pembangunan Majapahit Park demi pelestarian situs purbakala yang ada di Trowulan," katanya.

Ia mengatakan situs Trowulan merupakan situs yang sangat penting bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta sejarah bangsa Indonesia. "Oleh karena itu, situs Trowulan harus dilestarikan melalui cara-cara yang benar sesuai dengan prinsip-prinsip pelestarian," katanya.

Terkait dengan keberadaan situs purbakala, kata dia, segala bentuk perusakan tidak dibenarkan, baik yang dilakukan individu atau perorangan maupun lembaga, apalagi pemerintah, sebagaimana disebutkan dalam Undang Undang RI Nomor 5 Tahun 1992 tentang benda cagar budaya, dan peraturan perundang-undangan yang mengikutinya.

"Sehubungan dengan hal itu, maka setiap pengembangan serta pengelolaan benda cagar budaya dan kawasan cagar budaya harus melibatkan sebanyak mungkin pemangku kepentingan  serta masyarakat sekitar," kata Anggi Minarni.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009