Jakarta (ANTARA News) - Bappenas berpandangan asumsi harga minyak yang realistis untuk APBN-P 2008 maksimal 90 dolar AS per barel meski saat ini telah menembus 110 dolar AS per barel. "Kisarannya antara 85-90 dolar AS per barel," kata Direktur Perencanaan Ekonomi Makro Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Priambodo di Jakarta, Kamis. Menurut dia, angka tersebut realistis selama tahun 2008 ini, sebab harga minyak pada semester dua 2008 diperkirakan akan turun. "Saat ini tekanan harga minyak terutama karena masalah krisis minyak antara Venezuela dan AS. Selain itu tekanan juga berasal dari pengalihan aset investasi dari pasar keuangan ke pasar komoditas," katanya. Ia mengatakan, krisis di pasar keuangan saat ini telah membuat bursa saham di dunia terkoreksi tajam dan mengakibatkan kerugian. Untuk itu, para investor lebih memilih menempatkan dananya di berbagai komoditas terutama minyak yang harga terus meningkat. "Selama ini minyak masih menguntungkan," katanya. Namun demikian tekanan ini akan berkurang seiring dengan kebijakan dari AS dan negara maju lainnya untuk mengatasi krisis di sektor keuangan. "Bila sektor keuangan kembali pulih maka, para investor akan kembali menempatkan dananya ke pasar saham, dan ini tentu akan mengurangi demand (permintaan) minyak yang pada akhirnya menekan harga minyak," katanya. Selain itu, ia mangatakan, perlambatan perekonomian dunia juga akan mengurangi permintaan terhadap minyak. Berbagai negara maju seperti AS telah menurunkan tingkat pertumbuhan ekonominya hingga menjadi 1,3 persen. Begitu pula dengan China yang telah menurunkan tingkat pertumbuhannya dari 11,3 persen menjadi di sekitar sembilan persen. "Ini berarti akan terjadi perlambatan dari mesin-mesin industri mereka dan artinya akan menekan permintaan minyak," katanya. Ia menambahkan, musim dingin juga akan segera berakhir sehingga permintaan minyak untuk menyalakan pemanas ruangan akan juga berkurang. Sementara itu, menurut dia, pernyataan OPEC (organisasi negara-negara penghasil minyak) untuk tidak menurunkan produksi juga akan membuat harga minyak menurun diparuh kedua tahun 2008. "Sehingga realistis apabila selama 2008 ini harga minyak di sekitar 85-90 dolar AS per barel," katanya. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008