Ia menyatakan itu dihadapan Wakil Gubernur Papua Barat, Mohamad Lakotani pada pembukaan Diklatda HIPMI Provinsi Papua Barat di Manokwari, Kamis.
"Dananya sudah ada dan siap digelontorkan. Kami minta paling tidak 30 ribu hektare. Kalau pemerintah daerah siap kami pun siap masuk," kata Bahlil.
Bahlil mengungkapkan, sudah ada mitra yang siap berinvestasi pada sektor perkebunan, terutama pala di daerah ini. Ia berharap pemerintah daerah siap menginisiasi penyediaan lahan dalam waktu dekat.
Menurutnya, perkebunan menjadi salah satu potensi yang dapat dikembangkan di Papua Barat. Untuk komoditas buah pala, Kabupaten Fakfak dan Kaimana memiliki potensi besar.
"Kami butuh skala besar, bisa di Fakfak atau Kaimana. Kaimana pun saya rasa juga cocok untuk penentuan lokasinya," ujar Bahlil lagi.
Terkait rencana ini, ia sudah melakukan komunikasi awal dengan Bupati Fakfak. Dia berharap ada jawaban secepatnya dari Pemprov Papua Barat, karena kewenangan bidang perkebunan berada di provinsi.
Pria yang lahir dan besar di Tanah Papua ini pun sudah menyiapkan tim terkait rencana investasi itu. Papua Barat memiliki peluang sangat besar.
Pria asal Fakfak ini juga mengungkapkan, Pala Fakfak sudah terkenal sejak perang dunia II. Saat Belanda masih menduduki daerah tersebut, pala sudah dikirim ke beberapa negara di Eropa.
"Peluang itu masih terbuka lebar, kami para pengusaha siap. Sekarang giliran pemerintah daerah, mudah-mudahan juga siap," sebutnya lagi.
Baca juga: Dinas Sulut buka pasar baru ekspor pala ke Arab Saudi
Baca juga: Malut masuk daerah prioritas pengembangan pala nasional
Pewarta: Toyiban
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019