Kita belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya. Kasus ini sebenarnya tiap tahun, tetapi kita lihat tak berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan,

Kupang (ANTARA) - Pemerintah Nusa Tenggara Timur (NTT) menilai bahwa kasus anjing rabies yang sedang menimpa kabupaten Sikka tak akan berpengaruh pada kunjungan wisatawan ke provinsi berbasis kepulauan itu.

"Rabies itu bukan merupakan penyakit yang endemik. Tidak seperti kasus demam berdarah sehingga kasus seperti ini tidak akan menggangu kunjungan wisatawan di daerah ini," kata Karo Humas NTT, Marius A Jelamu di Kupang, Kamis.

Hal ini dikatakannya berkaitan dengan kasus rabies yang terjadi di kabupaten Sikka yang mengakibatkan dua orang meninggal dunia dan 22 orang dinyatakan positif terkena virus rabies.

Ia menambahkan wisatawan sendiri tak terlalu terpegaruh dengan kasus rabies tersebut, karena memang yang paling ditakuti adalah kasus malaria seperti yang terjadi di beberapa daerah lain di Indonesia.

Baca juga: Dinas Pariwisata NTT: Pulau Komodo ditutup pada 2020

"Kita belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya. Kasus ini sebenarnya tiap tahun, tetapi kita lihat tak berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan," ungkap dia.

Walaupun tak berpengaruh pada kunjungan wisatawan, namun pemerintah provinsi sudah memberitahukan kepada setiap kabupaten untuk mulai lakukan pencegahan.

Baca juga: Kemenpar: Pengembangan pariwisata di NTT harus berkelanjutan

Berbagai cara seperti vaksin anjing agar terhindar dari virus rabies diminta untuk secepatnya dilakukan di seluruh kabupaten/kota sehingga tak berdampak bagi orang lain bahkan menyebar sampai ke daerah lain.

Sementara itu Kadis pariwisata NTT, Wayan Darmawa mengatakan bahwa penangananan cepat harus dilakukan. Oleh karena itu diperlukan kerja sama antara pemda dengan masyarakat agar bisa mengeliminir kasus rabies itu pada masyarakat.

"Bantuan tur guide dan pelaku wisata dengan menjauhkan wisatawan dari wilayah rawan dan peningkatan kewaspadaan. Kita berharap jangan ada wisatawan yang terkena gigitan anjing rabies ini," tambah dia.

Baca juga: Presiden: Pembenahan kawasan wisata NTT harus terintegrasi

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019