"Masalah di kawasan Danau Toba seperti juga daerah wisata lainnya di Indonesia adalah kurangnya akses sehingga pemerintah merasa perlu kembali memperkuat infrastruktur," ujar Menteri Pariwisata, Arief Yahya di Medan, Kamis.
Dia mengatakan itu dalam acara Wisuda ke XXI tahun 2019 Politeknik Pariwisata Medan yang mewisuda 363 lulusannya.
Dia menegaskan dana sekitar Rp1,6 triliun itu merupakan bagian dari total anggaran Rp6,4 triliun untuk menyelesaikan pengembangan infrastruktur di empat destinasi pariwisata super prioritas.
Empat destinasi pariwisata super prioritas itu adalah Danau Toba, Mandalika, Borobudur, dan Labuan Bajo.
Menteri Pariwisata menegaskan, pembangunan pengembangan infrastruktur itu harus selesai tahun 2020.
Peningkatan kunjungan memang tidak bisa langsung terlihat, tetapi infrastruktur dan utilitas harus dibangun untuk mencapai target itu.
Dia menyebutkan, pembangunan pariwisata memang harus mencakup tiga hal yakni atraksi, transportasi, serta amenitas yang memadai.
"Oleh karena itu pariwisata membutuhkan sinergitas dari semua pemangku kepentingan," katanya.
Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi mengakui, kawasan pariwisata Danau Toba memang masih kekurangan akses sehingga Pemprov Sumut gembira ada program pembangunan infrastruktur.
Soal masih adanya pencemaran Danau Toba yang bisa menurunkan minat wiaatawan berkunjung, gubernur menyebutkan masalah itu sedang diatasi.
"Wisatawan ke Danau Toba untuk melihat air danau.Kalau air danau tercemar mana mungkin wisatawan datang," katanya.
Baca juga: PUPR revitalisasi 10 danau prioritas untuk destinasi pariwisata
Baca juga: Sumut siap gelar triatlon di Danau Toba
Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019