Jakarta (ANTARA News) - Kekhawatiran pelaku pasar jangka pendek terhadap pasar global menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis, untuk tutup anjlok 4,52 persen.
IHSG BEI ditutup terkoreksi 115,650 poin untuk berada di posisi 2.440,592, sedangkan indeks LQ45, kelompok 45 saham likuid, melemah 27,686 poin (5,02 persen) ke level 523,515.
"Pelaku pasar `margin` (jangka pendek) takut mengalami kerugian yang besar setelah melihat bursa regional dan global yang turun tajam, sehingga mereka melakukan `cut loss` (jual rugi) untuk menghindari kerugian yang lebih besar," kata Analis Riset PT Sinarmas, Sekuritas Alfiansyah, kepada ANTARA News.
Menurut dia, kondisi pasar global dan regional yang tidak menentu telah membuat pelaku "margin" tersebut melakukan penjualan saham yang dimilikinya sehingga mendorong indeks turun tajam.
Alfian mengungkapkan, kondisi perekonomian AS akibat krisis kredit masih menjadi isu utama pergerakan bursa saham global, termasuk BEI yang mengikutinya.
"Sebenarnya dari dalam negeri ekonomi Indonesia masih belum ada perubahan yang signifikan dan hasil laporan keuangan emiten juga menunjukkan hasil positif. Namun tingginya pengaruh global telah membuat indeks BEI tertekan," ujarnya.
Beberapa bursa di kawasan Asia pada perdagangan Kamis ini hampir semua mengalami penurunan tajam, seperti bursa Tokyo dengan indeks Nikkei-225 yang menurun 427,68 poin (3,33 persen) ke posisi 12.433,44, bursa Hongkong dengan indeks Hang Seng turun tajam 1.121,11 poin (4,79 persen) ke posisi 22.301,64 dan bursa Singapura dengan Straits Times terkoreksi 110,48 poin (3,79 persen) ke level 2.807,46.
Kondisi itulah yang menekan perdagangan saham di BEI kembali didominasi saham yang turun sebanyak 199 dibanding yang naik hanya 21, sedangkan 36 stagnan dan 200 tidak aktif diperdagangkan.
Penurunan indeks dipimpin beberapa saham unggulan, seperti saham Bumi Resources yang turun Rp300 menjadi Rp6.000, Gas Negara anjlok Rp1.150 ke level Rp13.300, Telkom melemah Rp250 ke harga Rp9.250, Bank Mandiri melorot Rp125 ke Rp3.025 dan Aneka Tambang turun Rp275 ke posisi Rp3.600.
Volume perdagangan mencapai 2,831 miliar saham dengan nilai Rp5,075 triliun dari 59.011 kali transaksi. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008