Surabaya (ANTARA News) - Empatbelas seniman kriya asal Yogyakarta dan Surabaya memamerkan karnya seni topeng dalam berbagai kreasi di Galeri House of Sampoerna (HoS) Surabaya, 14 Maret hingga 14 April 2008."Para seniman itu mencoba mengubah topeng dari fungsi awalnya sebagai penutup muka yang biasa digunakan untuk upacara-upacara adat atau tarian menjadi media untuk ekspresi seni," kata GM HoS, Ina Silas didampingi Manajer Pemasaran, Rani Anggraini di Surabaya, Kamis.Ia mengemukakan bahwa meskipun topeng itu dimodifikasi dari fungsi aslinya, namun keberadaannya tetap memiliki nilai seni tinggi. Topeng-topeng kontemporer sebanyak 46 karya itu menggunakan media kayu, keramik, logam, dan tekstil. "Pameran ini digelar dengan harapan, agar masyarakat dapat melihat lebih dekat perkembangan seni kriya di Indonesia. Para perupa yang sebagian besar menekuni pendidikan kriya dan menjadi dosen di ISI dan Unesa itu, menampilkan eksplorasi gagasan ke dalam media topeng," katanya menambahkan. Menurut Ina, yang menarik adalah, topeng dibuat dengan semangat "craft" dengan memasukkan unsur-unsur atau aksen tradisi berupa ornamen khas Indonesia. Menurut dia, keanekaragaman karya seni, kreativitas, keunikan serta tradisi yang dimiliki oleh bangsa ini tidak boleh terkalahkan oleh kemajuan zaman. Justru keberadaan seni tradisi itu harus sejajar dengan perkembangan zaman, sehingga dapat maju bersama. "Pengunjung tidak hanya menikmati karya seni topeng ini, tapi juga bisa menikmati fasilitas-fasilitas lain di HoS yang kini menjadi salah bagian dari tujuh tujuan wisata museum di Indonesia. Pengunjung dapat mengetahui sejarah perjalanan Sampoerna dan bersantai serta melihat aktivitas ribuan pekerja wanita yang melinting rokok kretek," katanya. Ke-14 seniman yang terlibat dalam pameran ini adalah, Supriaswoto, Dwita Anja Asmara, Noor Sudiyati, Pandansari Kusumo, Arif Suharson, Titiana Irawani, Rispul, Made Sukanandi, Sugeng Wardoyo, Budi Hartono, Djanjang Purwosejati, Indah Chrysanti, Agung Wicaksono dan Tri Purwanto.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008