Surabaya (ANTARA News) - Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso bersama dengan Walikota Surabaya, Bambang DH, menurut rencana akan meresmikan dan mengukuhkan KRI Surabaya-591 buatan Korea Selatan dan dua KRI buatan TNI AL di Markas Koarmatim, Surabaya, Jumat (14/3). "KRI Surabaya akan diresmikan sebagai kapal perang oleh Panglima TNI, sedangkan Walikota Surabaya mengukuhkan keberadaan kapal itu sebagai kapal perang kebanggaan arek-arek Suroboyo," kata Kadispen Koarmatim, Letkol Laut (KH) Drs Toni Syaiful, kepada ANTARA di Surabaya, Kamis. Kapal lain yang ikut diresmikan adalah KRI Matacora-823 dan KRI Tedung Selar-824. Kedua kapal kecil jenis patroli cepat (PC-40) itu merupakan buatan anak-anak bangsa dari prajurit TNI AL yang bertugas di Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan (Fasharkan). Menurut Kadispen, pemberian nama Surabaya pada kapal perang dimaksudkan untuk mengenang sekaligus mengabadikan semangat perjuangan dan kepahlawanan arek-arek Suroboyo dalam mempertahankan kedaulatan negara, sehingga Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan. "Pada peresmian itu, Panglima TNI akan menyematkan tanda pangkat dan jabatan kepada Komandan KRI Surabaya, Letkol Laut (P) Suhartono dan kepada komandan kedua KRI lainnya. Setelah itu, ada acara adat yang dilaksanakan oleh Pemkot Surabaya," katanya menjelaskan. Pada acara adat itu, akan ditampilkan tari "Lenggang Surabaya" yang dikolaborasi dengan tari-tarian heroik yang melambangkan semangat warga Surabaya oleh 75 penari. Setelah itu, Walikota akan memecah kendi sebagai bentuk penerimaan warga Surabaya terhadap KRI Surabaya. Pada saat itu, Komandan KRI Surabaya akan menyerahkan foto kapal perang jenis "landing platform dock" (LPD) kepada Panglima TNI dan selanjutnya diserahkan kepada Walikota Surabaya. Foto kapal itu akan menjadi koleksi dan dipajang di kantor Walikota. Selanjutnya, Walikota juga akan memberikan foto identitas Surabaya kepada Panglima TNI yang selanjutnya diserahkan kepada Komandan KRI Surabaya. Foto yang hingga kini belum diketahui obyeknya itu, nantinya akan menjadi atribut dari KRI Surabaya. Kapal perang yang pertama kali tiba di Tanah Air, 15 September 2007, tepatnya di Lanal Balikpapan itu, mampu mengangkut 400 personel tempur, dua kapal "landing craft unit", 22 tank dan tiga helikopter. Kapal dengan panjang 122 meter dan lebar 22 meter itu dilengkapi senjata meriam Boffors 40 mm dan mitraliur Oerlikon 20 mm. Kapal yang dibuat oleh Daesun Shipbuilding dan Engineering Co, Ltd, Kota Busan, tersebut dipakai TNI AL untuk operasi amfibi, operasi gabungan kekuatan darat dan laut, embarkasi dan debarkasi kendaraan tempur serta operasi penanggulangan bencana alam. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008