Tangerang (ANTARA News) - Warga miskin (gakin) bernama Iis Maya (20) meninggal di rumahnya karena tidak memiliki biaya berobat, Kamis (13/2) sekitar pukul 08.00 WIB, di RT 04/03 Kelurahan Poris Plawad Indah, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang. "Korban tidak pernah mengeluh sakit apa, sehingga keluarga tidak ada yang tahu dia meninggal," kata kakak korban, Saodah (30), di Tangerang, Kamis. Saodah mengatakan, selama ini adiknya itu tidak pernah mengeluh menderita sakit dan mengadukan kondisi masalah ekonominya yang terbilang kurang mampu. Namun demikian Saodah yang tinggal di Sanghiang, Kota Tangerang, mengetahui sejak dua tahun lalu, Iis merasakan ada gangguan pada tenggorokannya (gondongan) dan terakhir kali korban sempat tidak makan tiga hari, sebelum meninggal dunia akibat kambuh sakit pada tenggorokan. Sedangkan suami korban Juanda (35) yang berprofesi sebagai kuli angkut ikan di Pasar Baru, Kota Tangerang, menceritakan awal kejadiannya saat dirinya pulang kerja sekitar pukul 07.30 WIB, dikejutkan ketika menemukan sang istri dengan posisi jongkok kesakitan sambil memegang lehernya. Tidak lama setelah 15 menit kemudian, Juanda melihat istrinya tidak bernafas dan kemungkinan besar sudah tidak bernyawa di salah satu ruangan di rumah kontrakan berukuran 2 meter X 3,5 meter. Juanda juga mengaku tidak pernah mendengar ada keluhan dari Iis, namun demikian sesaat setelah Iis meninggal, Juanda menemukan ada secarik kertas yang diduga ditulis korban sehari sebelum dijemput ajal.Tinggalkan pesan Kertas tersebut bertulisan "Saya hidup tidak pernah bahagia, namun sekalipun miskin, saya akan tetap menjaga Mas Juanda sampai kapan pun". Selain itu Iis juga menulis nomor telepon selular salah keluarganya yang berada di Cirebon, Jawa Barat, bernama Sodikin. Juanda menuturkan, dirinya memang termasuk keluarga yang tidak mampu karena penghasilan yang tidak menentu sebagai kuli angkut ikan di pasar. Meskipun termasuk kategori keluarga tidak mampu, Juanda tidak pernah melapor kondisinya ke kantor kelurahan, pasalnya tidak mengetahui prosedur untuk mendapatkan kartu pengobatan gratis di Puskesmas atau di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) setempat. Sementara itu, pemilik rumah yang dikontrak korban, Haji Sini (65) mengatakan, Juanda tinggal dikontrakannya sejak tujuh bulan lalu dengan harga Rp110 ribu per bulan, bahkan Sini melihat korban termasuk keluarga miskin karena menunggak bayaran kontrakan. Di tempat terpisah petugas Puskesmas Cipondoh yang mengunjungi rumah korban, dr. Mian, mengungkapkan selama ini Puskesmas tidak pernah merujuk pengobatan gratis bagi korban ke RSU, karena tidak pernah ada laporan dari aparat kelurahan maupun kecamatan. Disinggung dugaan Iis sebagai korban gizi buruk, Mian mengatakan kemungkinan besar almarhumah meninggal karena penyakit, bukan disebabkan kurang makan atau gizi buruk. Camat Cipondoh, Sachrudin mengatakan, korban tidak mendapatkan kartu gakin gratis pengobatan karena statusnya sebagai warga pendatang, sehingga tidak tercatat sebagai gakin di kelurahan atau kecamatan. Iis meninggal suami dan satu anak laki-laki bernama Ramadani (3), sementara itu jasad korban langsung dibawa ke daerah asalnya di Cirebon, Jawa Barat, sekitar pukul 10.15 WIB dengan menggunakan mobil bernopol B-1061-VX. (*)

Copyright © ANTARA 2008