Budapes (ANTARA News) - Satu pesawat Boeing 737 tanpa tanda, yang diduga digunakan untuk penerbangan pemindahan tahanan CIA, telah terlihat baru-baru ini di Eropa tengah, demikian laporan harian Hongaria, Nepszabadsag, Rabu.
Namun atase pers kedutaan besar AS, Jan Krc, mengatakan ia tak mengetahui mengenai "adanya pesawat yang dioperasikan CIA" ke Hongaria atau tempat lain.
Krc mengatakan kepada kantor berita resmi Hongaria, MTI, Rabu, hanya penerbangan normal telah dilakukan antara Timur Tengah dan Amerika Serikat dan pesawat itu tak membawa tahanan atau barang yang tak biasa.
Gambar satu pesawat yang diduga diambil di Bandar Udara Internasional Ferihegy, Budapest, pada 2006 memperlihatkan pesawat tersebut memiliki nomor penerbangan N3415. Menurut laporan itu, pesawat tersebut digunakan untuk membawa tersangka pelaku teror dari Asia Selatan dan Timur Tengah ke Amerika Serikat.
Seorang wartawan televisi Slowakia belum lama ini melihat satu pesawat Boeing 737 di bandar udara Bratislava. Itu adalah pesawat yang sama dengan yang diambil gambarnya di Budapest pada 2006, kata surat kabar tersebut.
Jurubicara bandar udara Ferihegy, Domokos Szollar, mengatakan pesawat sewaan antara Irak dan Amerika Serikat seringkali singgah di Budapest untuk mengisi bahan bakar. Ia mengatakan jika ada personil militer di dalam pesawat, itu disebutkan secara terpisah di rencana penerbangan yang dikeluarkan kepada pemerintah Hongaria.
Jurubicara Kementerian Luar Negeri Hongaria Lajos Szelestey, Rabu, mengatakan tak ada kesepakatan khusus antara Amerika Serikat dan Hongaria yang menetapkan pesawat tertentu AS akan diperkenankan mendarat dan bertolak dari Hongaria tanpa pengawasan.
Ketika ditanya apakah ia mengetahui secara pasti bahwa pesawat sewaan itu tidak terlibat dalam operasi yang melanggar hak asasi manusia dan hukum internasional ketika mendarat di Hongaria, jurubicara tersebut mengatakan Kementerian Luar Negeri tak memiliki informasi mengenai apa saja yang ada di dalam pesawat itu.
Cabang Amnesty International di Hongaria telah menuntut pemerintah menyelidiki apakah Budapest digunakan sebagai persinggahan mengenai "Guantanamo Express".
Jurubicara pemerintah David Daroczi mengatakan pemerintah tak tahu mengenai itu tapi akan menyelidiki masalah tersebut, demikian laporan Xinhua. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008