Medan (ANTARA News) - Masyarakat yang tinggal di sekitar pantai harus dilibatkan dalam program reboisasi hutan manggrove karena merekalah yang bersentuhan langsung dengan ekosistem itu.
Direktur Sumatera Rainforest Institute (SRI), Rasyid Assaf Dongoran, di Medan, Kamis, mengatakan, kerusakan hutan manggrove memiliki dampak yang dirasakan langsung masyarakat pesisir pantai.
Dampak itu antara lain berkurangnya hasil tangkapan nelayan seperti kepiting, udang, kerang dan ikan baik ukuran konsumsi maupun ukuran benih yang tentunya berdampak pula terhadap perekonomian masyarakat pantai.
"Atas dasar itu masyarakat yang tinggal di sekitar pantai harus lebih dikedepankan peranannya dalam usaha reboisasi hutan manggrove," katanya.
Selain itu, kata dia, masyarakat yang tinggal di pesisir pantai juga dapat mengawasi langsung dimana bibit manggrove yang tidak tumbuh dan langsung menggantinya dengan bibit baru.
Dari 64.439 desa di Indonesia, terdapat sekitar 4.735 desa dikategorikan sebagai desa pantai dan diperkirakan sekitar 60 persen penduduk Indonesia bermukin di daerah pantai.
"Jumlah ini tentunya sangat potensial untuk mendukung reboisasi hutan manggrove," katanya.
Lebih jauh ia mengatakan, dari luas 85.393 hektar hutan manggrove di Sumut, saat ini diperkirakan sekitar 60 persen sudah mengalami kerusakan yang cukup parah.
Sebagian besar rusak karena semakin menjamurnya lahan tambak udang dan perambahan yang tidak berwawasan lingkungan.
Kerusakan terparah membentang dari Kabupaten Langkat, Serdang Bedagai, Asahan, Deli Serdang dan Labuhan Batu.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008